Jokowi Akan Hadiri Paku Alam X Mantu, Ini Sosok Pengantinnya

Tumbuh di lingkungan Pura, Suryo kecil bersekolah di TK dan SD Puro. Suryo sangat menyukai pelajaran Matematika dan Fisika.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Des 2018, 08:35 WIB
Diterbitkan 28 Des 2018, 08:35 WIB
Yusron Fahmi/Liputan6.com
B.P.H. Kusumo Bimantoro (kanan) akan mempersunting Maya Lakshita Noorya, awal Januari 2019. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi  Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dijadwalkan menghadiri pernikahan agung 'Dhaup Ageng' putra dalem Paku Alam X, Suryo alias BPH Kusumo Bimantoro dengan Maya Lakshita Noorya, pada 5 Januari 2019.

Ketua Umum Panitia Dhaup Ageng KPH Indrokusumo memastikan hal tersebut. Kehadiran Jokowi-JK selain untuk memberikan doa restu kepada kedua mempelai, juga sebagai bentuk penghormatan kepada Kepala Negara.

"Bapak presiden dan wapres nanti akan jadi tamu kehormatan di acara resepsi 5 Januari. Bersama tamu VIP lainnya, seperti menteri dan perwakilan duta besar negara sahabat," ujar Kanjeng Indro saat ditemui di Pura Pakualaman, di Yogyakarta, Rabu 19 Desember 2018.

Selain jajaran menteri, perwakilan dari negara sahabat dan duta besar juga turut hadir, seperti Sultan Brunei Sri Hassanal Bolkiah, serta Duta Besar Australia, Jepang, dan Thailand.

"Seperti tradisi Dhaup Ageng sebelumnya, kami juga mengundang raja-raja se-Jawa, yakni Surakarta dan Cirebon," ujar Kanjeng Indro menambahkan.

Lantas, siapa Suryo? 

Dilahirkan dan besar di lingkungan Pura Pakualaman, DIY, putra pertama dari Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (K.G.P.A.A.) Paku Alam X dan G.K.B.R.Ay.A. Paku Alam ini tergolong sosok pendiam. Meski begitu, dia tetap diajarkan untuk tetap ramah, sopan dan berbaur dengan para kerabat.

"Mas Suryo itu sosok yang pendiam waktu kecil tapi ceria suka senyum dan manut sama orang tuanya. Saya mengajarkan kepada anak-anak saya bahwa kita harus sama dengan masyarakat yang ada di Puro ini," ungkap G.K.B.R.Ay.A. Paku Alam, Ibunda Suryo atau Gus Putri, Kamis 27 Desember 2018.

Tumbuh di lingkungan Pura, Suryo kecil bersekolah di TK dan SD Puro. Suryo sangat menyukai pelajaran Matematika dan Fisika. Berkat kemampuannya tersebut, dia pun beberapa kali pernah menjuarai olimpiade fisika saat duduk di bangku SMP 5 Yogyakarta. Ia pun sempat juga mengambil program akselerasi selama 2 tahun.

Selepas lulus SMP, Suryo melanjutkan ke SMA 5 Yogyakarta. Di sekolah inilah ia bertemu dan menjalin kasih dengan Shita. Jalinan asmara tersebut saat melanjutkan kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM).

"Mas Suryo itu dari kecil juga hobi menggambar sampai dia masuk UGM arsitektur. Gurunya menyayangkan kenapa gak masuk fisika kok masuk arsitektur? katanya aku lebih suka gambar," ujarnya.

Di waktu senggang Suryo kerap bermain dan bergurau dengan sang adik, Bismo yang usianya 5 tahun di bawahnya. Ia pun sering bekerjasama dan membantu setiap kegiatan sang adik.

Saat ada waktu libur, tak jarang Suryo dan keluarganya sering menyempatkan untuk pergi berlibur. Beberapa kota pernah ia kunjungi, seperti pernah datang ke rumah sang Eyang di Semarang, dan kota lain Jakarta, Bandung, hingga pulau Bali. Hobi travelling ini memang dimiliki oleh keluarga Suryo sedari dulu.

"Dia suka traveling dan bapaknya emang suka traveling. Kita pernah ke Bandung nginep di taman safari. Alhamdulillah anak-anak saya suka pemandangan. Kalau sekarang itu terganggu dengan adanya smartphone,” tutur Gusti Putri.

Hidup Seimbang

Sedari kecil, Suryo memang dididik oleh kedua orangtua untuk seimbang menjalani kehidupan di masyarakat dan prestasi akademik. Salah satu rutinitas yang wajib adalah membaca. Hobi membaca telah tumbuh di keluarganya, mulai komik hingga ensiklopedia selalu ia baca di sela-sela waktu.

Sebagai putra dalem Paku Alam X, Suryo selalu diajarkan untuk berbaur dengan masyarakat, teman sekolah hingga teman bermain. Di dalam lingkungan Pura ia juga ditanamkan untuk menjadi figur seorang pemimpin yang bijak.

"Di Pura kadang-kadang dia jadi manggolo yudho. Jadi tanggung jawab di Pura itu sudah saya bebankan kepada mereka sejak kecil. Kalo kita mau tingalan dalem harus noto kursi dll. Tidak hanya 3D duduk duduk duko duko dawuh dawuh tapi mereka juga bekerja," tutup Gusti Putri.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya