Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan pengoperasian tiga ruas Tol Trans Jawa seksi Jawa Tengah. Yakni Tol Pemalang-Batang segmen Simpang Susun Pemalang-Pasekaran, Tol Batang-Semarang segmen Pasekaran-Simpang Susun Krapyak, dan Tol Semarang-Solo segmen Salatiga-Kartasura.
"Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim ruas Pemalang-Batang, Batang-Semarang, Semarang-Solo sepanjang 142 km saya nyatakan resmi dibuka," kata Jokowi saat peresmian di Jembatan Semarang-Batang, Kamis (20/12/2018).
Dengan peresmian ini, tujuh ruas Trans Jawa sudah bisa digunakan. Pagi tadi Jokowi meresmikan ruas Tol Ngawi-Kertosono (segmen Wilangan-Kertosono), Jombang-Mojokerto (seksi Bandar-Kertosono), Gempol-Pasuruan (seksi Pasuruan-Grati) dan Surabaya-Gempol (seksi relokasi Porong-Gempol).
Advertisement
"Artinya sejak hari ini Merak sampai Pasuruan telah tersambung dan bisa dilewati. Jakarta-Surabaya, Surabaya-Jakarta sudah bisa dilewati," ujar dia.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini berharap, dengan beroperasinya tujuh ruas tol Trans Jawa memberikan kemudahan bagi masyarakat. Terutama dalam pendistribusian logistik, mobilitas barang, maupun orang.
"Kita ingin dengan dibangun jalan ini mobilitas barang, logistik, orang jadi lebih cepat lagi, lebih cepat, mudah, dan murah," kata dia.
Selain itu, Jokowi ingin keberadaan tol Trans Jawa memberikan dampak positif bagi kawasan industri, kawasan ekonomi khusus, dan kawasan wisata. Dia berjanji akan terus mendorong agar investasi masuk ke kawasan industri yang berada di sepanjang Tol Trans Jawa.
"Kita harapkan investasi ini membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya," pungkasnya.
Â
Tarif Terjangkau
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Herry Trisaputra Zuna mengatakan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) tengah mengkaji rasionalisasi tarif jalan tol Trans Jawa.
Nantinya pengenaan tarif di jalan tol Trans Jawa akan seperti pengaturan tarif yang telah berlaku di ruas tol Jakarta Outer Ring Road (JORR). Namun demikian, Herry menuturkan, hal tersebut masih sedang dikaji.
"Kita coba lagi sekarang bagaimana kalau tarifnya di-structure, sehingga proporsional dengan jarak tapi ada maksimumnya. Jadi kalau sudah sampai batas tarif maksimum ya jangan naik lagi," kata dia, saat ditemui, di Gerbang Tol Bandar, Jawa Timur, Kamis (20/12/2018).
Dia mengatakan, meskipun tol merupakan jalan alternatif, tapi Pemerintah tetap mempunyai kepentingan untuk mengatur agar tarif tol dapat dijangkau oleh masyarakat.
"Sehingga walaupun panjangnya 1.150 km (panjang trans Jawa dari Merak-Banyuwangi), tapi bayarnya bukan berarti Rp 1.000 kali 1.150. ini yang lagi dibicarakan. Sama seperti yang di JORR. 76 km tapi tarifnya Rp 15.000," ujar dia.
Namun, dia menegaskan, kepentingan para operator jalan tol tetap harus diperhatikan demi menjamin kepastian usaha.
"Kita harus jaga (kepastian usaha BUJT). Tidak ada yang bangun kalau tidak ada kepastian pengembalian. Lalu kita harus bisa kepada masyarakat kita ingin agar tarifnya terjangkau. Caranya bagaimana tarif dirasionalisasi," ujar dia.
Â
Reporter:Â Titin Supriatin
Sumber: Merdeka.com
Advertisement