Liputan6.com, Jakarta Kian hari masalah sampah plastik makin serius. Berdasarkan data BPS, sampah plastik Indonesia mencapai 64 ton pertahun. Indonesia juga menduduki nomor dua di dunia sebagai penyumbang sampah plastik terbesar di laut.
Melihat permasalah tersebut, banyak pihak mulai melakukan aksi untuk mengurangi sampah plastik. Salah satunya, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Melalui surat edaran tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik yang terbit pada pertengahan Februari 2019, ia mengajak segenap warga Banyuwangi untuk melakukan aksi diet kantong plastik. Anas mengatakan, saat ini sampah plastik telah menjadi permasalahan global yang menjadi perhatian nasional dan dunia. Banyuwangi ingin ikut berkontribusi untuk mengatasi isu tersebut dengan memulai langkah pengurangan penggunaan kantong plastik.
Advertisement
"Kami menyadari, kalau harus meninggalkan penggunaan kantong plastik sepenuhnya, mungkin masih sulit. Dan tidak mungkin juga semua sampah plastik didaur ulang, pengurangan adalah kuncinya. Semua pihak harus berperan aktif dalam mewujudkan hal ini," ujarnya.
Di Banyuwangi sendiri berdasarkan hasil studi lingkungan komponen sampah warga, terdapat 25 persen sampah plastik dan 75 persen sampah organik.
"Meski demikian bukan berarti kita tidak peduli pada pengurangan sampah plastik. Karena kita memiliki garis pantai terpanjang di Jawa Timur, mencapai 175 km. Ini yang perlu diwaspadai, jangan sampai Banyuwangi menjadi penyumbang sampah plastik bagi Indonesia," ucapnya.
Anas yakin warga bisa mengurangi penggunaan kantong plastik secara bertahap. Sebab, banyak alternatif penggunaan kantong selain plastik, seperti tas kain dan keranjang belanja yang bisa dipakai berulang kali. Walaupun begitu, yang terpenting adalah perlu dibangun mindset warga untuk lebih peduli pada lingkungan.
"Kami berharap adanya kesadaran warga, mari kita semua memulai dari diri sendiri dan keluarga. Minimal mengganti kantong plastik dengan kantong yang lebih ramah lingkungan, misalnya membawa tas dari rumah saat belanja. Biasakan juga anak-anak kita dan kita sendiri membawa tumbler (wadah minum) yang bisa diisi ulang. Aksi ini sangat berarti untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan bagi anak cucu kita nanti," kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Husnul Chotimah, dalam SE Bupati tentang pengurangan penggunaan kantong plastik, mengeluarkan beberapa iimbauan yang dikeluarkan. Misalnya, membatasi penggunaan wadah minum sekali pakai dan melakukan daur ulang sampah plastik baik secara mandiri atau menunjuk pihak lain yang berkompeten.
"Bupati juga mewajibkan pengusaha retail untuk memasang spanduk himbauan di area usahanya yang mengarah pada pengurangan penggunaan kantong plastik dan apabila mendesak, warga diimbau untuk menggunakan tas belanja plastik yang mudah terurai dengan standar SNI," ujarnya.
Surat edaran tersebut, imbuh Husnul, telah disebarkan ke berbagai instansi pemerintah dan perkantoran di Banyuwangi. Imbauan tersebut juga disosialisasikan kepada warga melalui kader-kader PKK tingkat kecamatan hingga desa.
Ia menambahkan, untuk menyosialisasikan surat edarat tersebut secara masif, pihaknya akan menggelar Creative Recycled pada 16 Juli 2019. Berbagai acara akan digelar untuk kampanye pengurangan sampah, terutama sampah plastik.
"Rencananya akan diisi acara yang menarik. Mulai sosialisasi tentang bahaya sampah plastik dan cara pengurangannya, anak-anak juga kami ajak bermain mendesain sampah plastik yang sudah ada. Kampanye ini harus dimulai dari anak kecil agar ke depan bisa menjadi gaya hidup," ucap Husnul.
(*)