Fakta Penangkapan Terduga Teroris Terafiliasi JAD di 3 Kota Berbeda

Sebelum terduga teroris di Sibolga ditangkap, Densus 88 Antiteror telah mengamankan dua lainnya di Lampung dan Pontianak. Siapakah mereka?

oleh Yopi Makdori diperbarui 13 Mar 2019, 23:03 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2019, 23:03 WIB
Aksi Serangan Teroris
Ilustrasi Foto Teroris (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam kurun waktu empat hari, Densus 88 Antiteror berhasil membekuk terduga teroris di tiga tempat. Pertama diawali dengan penangkapan terduga teroris berinisial R alias Putra Syuhada di Lampung pada Sabtu 9 Maret 2019.

Dari penangkapan tersebut, Polisi berhasil menggali informasi kembali menangkap seorang terduga teroris di Pontianak, Kalimantan Barat pada hari selanjutnya.

Ia adalah P alias Salim Salyo (37) yang disinyalir akan melakukan perampokan untuk menunjang aksi terorisme.

"Modusnya akan melakukan amaliah (aksi teror) dengan sasaran aparat kepolisian," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di kantornya, Jakarta, Senin, 11 Maret 2019. 

Selanjutnya pada Selasa, 12 Maret 2019, Densus kembali menangkap terduga teroris Husain alias Abu Hamzah di Sibolga, Sumatera Utara.

Berikut fakta-fakta dalam penangkapan terduga teroris di tiga kota berbeda yang berhasil dihimpun oleh yang dihimpun Liputan6.com: 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Ketiganya Terafiliasi dengan JAD

Bom Teroris
Ilustrasi Foto Teroris (iStockphoto)

Ditangkapnya beberapa terduga teroris lain di tiga kota yang berbeda merupakan hasil pengembangan kepolisian RI dari penangkapan terduga teroris di Lampung. Mereka diduga merupakan sel jaringan JAD.

"Ketiganya merupakan jaringan JAD yang berafiliasi dengan jaringan ISIS," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Medan seperti dikutip dari Antara, Selasa malam, 12 Maret 2019.

2. Sel Baru

Terduga Teroris Blitar Berprofesi Sebagai Penjual Tabung Elpiji
Ilustrasi Densus 88 Antiteror 88 Polri, Foto: Antaranews.com

Penangkapan beruntun terduga teroris di tiga kota dalam kurun waktu kurang dari sepekan ini menandakan sel JAD masih berkembang di Indonesia. Ketiganya merupakan sel baru. Hal ini dikatakan oleh pengamat terorisme dari Universitas Indonesia, Ridwan Habib.

"Itu sel baru, direkrut oleh sel lama," kata Ridwan kala dihubungi Liputan6.com, Rabu (13/3/2019).

 

3. Sel JAD Masih Aktif

Dengan tertangkapnya terduga teroris dari jaringan JAD di tiga kota yang berbeda, menandakan bahwa sel JAD di Indonesia masih aktif. Hal ini diamini oleh Ridwan. Dirinya mengatakan bahwa secara keseluruhan jumlahnya mencapai 1.200 anggota.

Sebagaian dari mereka ialah anggota yang dulunya pernah dipenjara, namun saat keluar masih mengemban ideologi terorisme.

"Saat keluar dari penjara mereka belum melepaskan ideologi JAD-nya. Mereka banyak yang kembali ke JAD dan menolak Pancasila," kata Ridwan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya