Jokowi Ajak BerSATU Demi Bangsa

Peta perpolitikan, ekonomi dan sosial pada saat ini disebut berubah dari dulunya selalu berkiblat pada Amerika Serikat (barat), kini nerhadapan dengan ada penantangnya yakni Tiongkok, di wilayah Timur.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 31 Mar 2019, 15:03 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2019, 15:03 WIB
Presiden Jokowi
Calon Presiden (Capres) nomor urut 1, Joko Widodo (Jokowi) mengatakan perubahan lanskap (landscape) ekonomi, politik dan sosial secara global dapat memberikan dampak perubahan di tanah air.

Liputan6.com, Jakarta Calon Presiden (Capres) nomor urut 1, Joko Widodo (Jokowi) mengatakan perubahan lanskap (landscape) ekonomi, politik dan sosial secara global dapat memberikan dampak perubahan di tanah air. Indonesia juga menghadapi tantangan dan rintangan akibat perubahan dalam skala global, sehingga diperlukan persatuan bangsa untuk tetap membangun negara.

Simak videonya di sini

"Landscape ekonomi global sudah berubah, landscape politik global sudah berubah dan landscape sosial global sudah berubah dan itu nanti berimbas pada landscape ekonomi nasional, landscape politik nasional dan landscape sosial negara kita," kata Jokowi ketika berpidato dalam Deklarasi Alumni Jogja Satukan Indonesia pada Sabtu, 23 Maret 2019.

Peta perpolitikan, ekonomi dan sosial pada saat ini disebut berubah dari dulunya selalu berkiblat pada Amerika Serikat (barat), kini nerhadapan dengan ada penantangnya yakni Tiongkok, di wilayah Timur. Trade war atau perang dagang, sempat beberapa kali dihembuskan oleh keduanya, yakni dengan saling melemparkan kebijakan demi memproteksi produk dalam negerinya masing-masing.  

 

Presiden Jokowi
posisi Indonesia sendiri di pasar global memiliki potensi dan kekuatan yang besar.

Saat gelaran Annual Meeting International Monetary Fund-World Bank (IMF WB) di Nusa Dua, Bali pada tahun lalu, Jokowi sempat menyingung soal kondisi negara-negara maju di dunia ini, layaknya cerita dalam serial Game of Thrones. Aliansi antara negara-negara maju mengalami keretakan sehingga banyak masalah yang datang, yang dianalogikan seperti Evil Winter.

"Dengan adanya kekhawatiran ancaman Evil Winter tersebut, akhirnya mereka sadar, tidak penting siapa yang duduki di Iron Throne, yang penting adalah kekuatan bersama untuk mengalahkan Evil Winter agar bencana global tidak terjadi, agar dunia tidak berubah menjadi tanah tandus yang porak poranda yang menyengsarakan kita semua," kata Jokowi.

Sejatinya, masalah-masalah yang muncul tersebut bisa teratasi dengan adanya kolaborasi, kerja sama antarnegara dalam wilayah seperti pembentukan Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN). Di saat krisis menimpa ekonomi global, negara di kawasan ASEAN termasuk Indonesia, bisa menunjukkan ketahanan. Buktinya, dalam lima (5) tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat terjaga semakin pesat dari 4,88% pada 2014, melonjak menjadi 5,17% pada 2018.

Lebih lanjut, posisi Indonesia sendiri di pasar global memiliki potensi dan kekuatan yang besar. Sebut saja dari sisi geografis, Nusantara terdiri dari sekitar 17.000 pulau, dengan populasi 269 juta penduduk di 35 provinsi dari Sabang hingga Merauke dari Miangas sampai Pulau Rote.

"Apa yang ingin yang saya sampaikan, negara ini adalah negara besar, kapal besar. Tantangan dan rintangannya juga besar. Karena itu saya mengajak semuanya untuk bersatu rukun bersama membangun bangsa ini," kata Jokowi saat bertemu dengan'Alumni Jogja SATUkan Indonesia' di Stadion Kridosono, Yogyakarta, Sabtu, 23 Maret 2019. Jadi, mari tetap bersatu. (adv)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya