Liputan6.com, Jakarta Pelatihan vokasi menjadi upaya yang perlu dilakukan untuk melahirkan sumber daya manusia terampil dan siap memasuki dunia kerja. Itu adalah upaya sekaligus gerakan penumbuhan generasi muda milenial dari Kementerian Pertanian.Â
Hal itu disampaikan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat meresmikan Kampus II Bone Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa di Bone, Sulawesi Selatan, Senin (8/4). Kampus II Polbangtan Gowa ini terletak di Desa Mappesangka & Desa Turuadae, Kecamatan Ponre dengan lahan seluas 10,5 hektare.
Dalam acara peresmian itu, Amran menjelaskan mengenai terobosan perubahan STPP (Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian) menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian.Â
Advertisement
"Terobosan perubahan ini berhasil meningkatkan pendaftar di tahun 2018 sebesar 1.238 persen, dibandingkan pada 2013. Pengembangan pertanian modern berbasis teknologi melalui mekanisasi dan digitalisasi juga akan menjadikan pendidikan pertanian semakin menarik bagi generasi muda."
Perubahan konsep dari STPP menjadi Polbangtan ditujukan untuk menumbuhkan lebih banyak lagi wirausahawan muda. Selain itu, keberadaan Polbangtan akan disinergikan dengan sejumlah program Kementan yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan petani milenial termasuk di dalamnya petani dan santri tani milenial.
"Langkah ini kami ambil untuk menyukseskan Program Pembangunan Pertanian Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045," kata Amran optimistis.
Polbangtan sebagai pendidikan tinggi vokasi disebut Amran memiliki peran strategis dan berada di garda terdepan, dalam mendidik generasi milenial menjadi tenaga terampil, professional, dan berdaya kompetitif tinggi, guna meningkatkan daya saing bangsa.
Amran bahkan menyebutkan bahwa sudah ada dua menteri yang merupakan lulusan dari STPP sebagai embrio Polbangtan. Tercatat, Menteri Negara Pangan dan Hortikultura Republik Indonesia 1998-1999 A.M Saefuddin serta Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan Indonesia 1966 Syarif Tayeb merupakan lulusan STPP.
Tak hanya dua nama tersebut, Amran turut menyebutkan bahwa bekas Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Andi Hakim Nasution juga merupakan alumni STPP.
"Kami yakin Polbangtan bisa cetak petani milenial. Mari jaga kampus ini sebagai pencetak generasi pertanian modern dan milenial,"Â ujar Amran.
Lebih lanjut, Amran mengungkapkan keberhasilan membangun sektor pertanian ini tidak hanya tergantung pada pemerintah saja. Keberhasilan pembangunan pertanian sangat bergantung pada kolaborasi bersama antara seluruh pelaku, baik pemerintah, swasta, praktisi, akademisi maupun masyarakat.
"Kita harus optimis dengan upaya dan strategi yang selama ini dilakukan oleh Kementerian Pertanian bersama dengan semua unsur pelaku pembangunan pertanian, Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia Tahun 2045 bukan hanya sebagai cita-cita semata, tetapi dapat terwujud," tuturnya.
Polbangtan telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan serta melakukan sejumlah terobosan, untuk menjadi pergurutan tinggi level internasional. Salah satu terobosan yang dilaksanakan adalah menyelenggarakan kuliah umum dengan menghadirkan beragam praktisi, akademisi, dan birokrasi.
"Launching Kampus II Bone yang merupakan bagian dari Polbangtan Gowa ini sangat strategis dan menjawab tantangan Bapak Presiden RI bahwa kita telah menyiapkan para unggulan di bidang pertanian yang kreatif dan inovatif," ungkap Amran.
Kampus II Polbangtan Gowa diplot sebagai kampus khusus Peternakan. Oleh karena itu kampus ini diharapkan dapat menghasilkan produk yang selevel dengan produk-produk unggulan Kementan di sektor peternakan, seperti Sapi Belgian Blue, Kambing/Domba dan Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB).
"Jadikan Polbangtan ini sebagai pusat sumber Inseminasi Buatan (IB). Kampus ini harus memiliki container semen lapangan yang nantinya akan seperti SPBU. Jadi setiap sapi yang lewat bisa di berikan IB secara gratis untuk menghasilkan sapi-sapi unggul yg besar dan berotot di daerah bone dan sekitarnya," tegas Amran.
Harapan besar terhadap Polbangtan juga disematkan oleh Bupati Bone A Fahsar M Padjalangi. Fahsar menyebutkan bahwa mayoritas masyarakat Bone menggantungkan penghidupannya dari sektor pertanian. Apalagi Kabupaten Bone merupakan lumbung padi dan lumbung ternak.
"Populasi ternak terbesar di Sulawesi Selatan ada di Bone. Karena itu keputusan untuk mengembangkan politeknik di sini sudah tepat karena pengembangan peternakan, perlu disentuh secara ilmiah lewat pendidikan. Makanya dengan ditempatkan politeknik peternak di sini, harusnya yang paling bersyukur adalah masyarakat Bone karena itu yang paling dibutuhkan. Dengan hadirnya Polbangtan, tidak ada alasan bagi masyarakat Bone dan sekitarnya, untuk tidak mengembangkan potensinya melalui jalur akademik," terang Fahsar.
Fahsar juga memuji Amran sebagai sosok pemimpin yang memiliki kepedulian tinggi terhadap masyarakat pinggiran. Perhatian Amran terhadap masyarakat pinggiran di Indonesia, khususnya Bone, berhasil mengangkat kesejahteraan kelompok masyarakat yang sering termarjinalkan tersebut.
"Pak menteri merupakan sosok yang visioner dalam membangun pertanian Indonesia. Dan apa yang sudah dilakukan hari ini merupakan bukti bahwa pak menteri peduli terhadap masyarakat pinggiran," ungkap Fahsar, disambut tepuk tangan para hadirin.
Kepedulian Amran terhadap masyarakat terpinggir turut mendongkrak perekonomian Bone. Disebut Fahsar, pertumbuhan ekonomi Bone merupakan terbaik di Sulawesi Selatan.
"Beberapa tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Bone berada di kisaran 8.4 hingga 8.6, terbaik di Sulawesi Selatan. Ini bisa terjadi karena kita memasok kebutuhan masyarakat terpinggir, terutama sektor pertanian yang menjadi tulang punggung masyarakat di sini," jelasnya.
Â
Â
(*)