Liputan6.com, Jakarta Sportifitas merupakan sikap adil, jujur terhadap lawan yang menjadi nilai utama dalam dunia olahraga. Saat ini Indonesia mengalami ujian sportifitas dalam tikungan tajam demokrasi pemilu presiden dan pemilu legislatif. Masih diuji di lapangam apakah pihak yang kalah dapat sportif menerima dan mengakui kekalahannya.
Demikian disampaikan Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah dalam acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI bertajuk Peran Dunia Olah Raga Dalam Memperkukuh Semangat Kebangsaan Indonesia bersama Persatuan Bulu Tangkis se-Malang Raya (PBMR), Minggu 21 April 2019 di Malang, Jawa Timur.
Legislator asal daerah pemilihan Malang Raya menguraikan lebih lanjut bahwa olahraga tidak hanya membuat tubuh dan mental sehat, melainkan olahraga juga kental dengan nilai-nilai filosofi. Dalam dunia olah raga, selalu ada yang namanya kompetisi, menang dan kalah.
Advertisement
Segenap insan olahraga paham betul asas penting dalam kompetisi adalah fairness, mematuhi regulasi yang ada, menjunjung tinggi moral, keadilan dan jiwa sportivitas. Internalisasi nilai-nilai itu demikian penting diterapkan. Dalam konteks inilah olahraga menjadi bagian penting sebagai instrumen pembentukan nilai dan karakter bangsa.
"Sama dengan pelaksanaan demokrasi elektoral yang baru saja dilaksanakan bahwa demokrasi Pancasila hakikatnya adalah menyatukan, bukan memecah belah. Demokrasi Pancasila berpijak nilai-nilai Pancasila yang menekankan Persatuan Nasional dan Hikmat Kebijaksanaan," beber Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang.
Sebagai negara demokrasi, Indonesia harus menghadirkan pertandingan demokrasi melalui pemilu. Tujuan adalah untuk memilih pemimpin setiap lima tahun sekali.
Mereka yang terpilih kemudian membentuk pemerintahan untuk lima tahun ke depan dan bertugas melayani segenap kepentingan rakyat tanpa terkecuali. Dengan membentuk pemerintahan inilah, maka cita-cita proklamasi masyarakat adil dan makmur bisa diwujudkan.
"Oleh karena itulah mari kita rapatkan barisan. Jaga terus persatuan nasional. Sebab persatuan adalah aset terbesar bangsa Indonesia. Dengan telah selesainya tahapan kampanye dalam proses pemilu 2019 maka selesailah sudah semua persaingan politik yang terjadi. Segala sengketa menyangkut hasil pemilu kita serahkan kepada mekanisme hukum yang telah kita sepakati di negara kita. Kini saatnya merajut lagi persaudaraan kita" jelas Baskara panggilan akrab Ahmad Basarah
Terakhir Basarah menganalogikan puspa ragam perbedaan di Indonesia dengan kain tenun. Mengapa kain tenun indah untuk dilihat dan dipakai? Sebab kain tenun nampak indah lantaran tersusun dari aneka warna-warni benang.
Begitu juga Indonesia nampak indah karena penuh terdiri dari pusparagam perbedaan yang diikat dengan sesanti Bhinneka Tunggal Ika berdasarkan Pancasila. Oleh karena itulah, sudah sepatutnya untuk bersyukur kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa.
"Inilah takdir Allah SWT untuk bangsa Indonesia. Bahwa Indonesia menjadi sebuah bangsa dan negara yang heterogen bukan kebetulan, melainkan sudah tertera jelas dalam suratan takdir bangsa Indonesia. Sebagai orang beriman maka wajib hukumnya bagi kita semua percaya kepada Takdir Allah SWT. Bahwa takdir bangsa Indonesia adalah beraneka ragam. Tugas kita semua menjaga dan merawat dan menyangga kebhinekaan tersebut," demikian penjelasan Basarah.
Â
(*)