Pegawai KPU Keguguran karena Kelelahan Mengurus Pemilu

Hendrawati menceritakan tanda-tanda kandungannya bermasalah sudah dirasakan sejak Sabtu, 20 April 2019, saat itu ia mengalami sedikit pendarahan ketika mengikuti rapat bersama Bawaslu.

oleh Andri Arnold diperbarui 26 Apr 2019, 05:07 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2019, 05:07 WIB
Tugas Baru Tenaga Medis di Sumsel Tekan Angka Kematian Petugas Pemilu
Salah satu petugas TPS di Kota Palembang saat mempersiapkan logistik Pemilu (Liputan6.com / Nefri Inge)

Liputan6.com, Gorontalo - Gara gara kelelahan, seorang pegawai KPU provinsi Gorontalo yang tengah mengandung mengalami keguguran. Hendrawati Saliko harus mendapat perawatan di rumah sakit Multazam, kota Gorontalo setelah dokter yang memeriksa memastikan ia mengalami keguguran.

Hendrawati menceritakan tanda-tanda kandungannya bermasalah sudah dirasakan sejak Sabtu, 20 April 2019, saat itu ia mengalami sedikit pendarahan ketika mengikuti rapat bersama Bawaslu terkait persiapan pemungutan suara ulang di Kantor KPU Provinsi.

Keesokan harinya karena praktek dokter libur ia pun memilih tetap melanjutkan aktivitas untuk melakukan monitoring di sejumlah kecamatan di kabupaten Boalemo hingga larut malam.

"Karena hari Minggu, dokterkan tutup praktek jadi saya tetap melakukan monitoring pemilu. Barulah Senin memeriksakan diri ke dokter," ungkap Hendrawati, Kamis (25/4/2019).

Dari hasil pemeriksaan dokter, Hendrawati mengakui janinnya yang berumur tiga mengalami Blighhted Ovum atau kantung kehamilan berisi embrio yang tidak berkembang. Kondisi itu membuat janinnya dikeluarkan dengan cara kuretase.

"Oleh dokter saya dikasih rujukan ke rumah sakit. Malam itu langsung dirawat," imbuhnya.

Hendrawati tidak memungkiri dirinya mengalami kelelahan dengan padatnya aktivitas sebagai penyelenggara pemilu. Sebelum hari pelaksanaan pemungutan suara, Hendrawati yang bertugas sebagai Kasubag Teknis dan Hubmas KPU Provinsi Gorontalo memang disibukkan dengan berbagai sosialiasi.

 

Pemilu Serentak Harus Dievaluasi

Usai pemungutan suara Hendrawati juga masih harus melakukan monitoring dibeberapa kecamatan yang menjadi tanggung jawabnya.

"Saya akui saya kelelahan karena sebelum hari H pemilu, kami memang terus melaksanakan kegiatan sesuai tahapan pemilu," ujar dia.

Ia mengakui pileg dan pilpres tahun 2019 merupakan pemilu yang paling melelahkan selama ia bertugas sebagai penyelenggara.

"Jelas harus dievaluasi. Ini pemilu yang paling melelahkan," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya