Liputan6.com, Jakarta Meningkatkan pendidikan ialah modal besar agar memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas, termasuk bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). Maka dari itu, komitmen Banyuwangi untuk meningkatkan pendidikan bagi ABK mendapat apresiasi dari lembaga pendidikan internasional, Perkins International.
Dalam pertemuan itu, secara khusus, lembaga pendidikan yang berpusat di Boston, Amerika Serikat tersebut bahkan akan mengembangkan sekolah model bagi anak-anak tuna ganda di Banyuwangi.
Baca Juga
"Alhamdulillah, komitmen Banyuwangi menggelar sekolah inklusif dan berbagai program kerja lainnya bagi siswa berkebutuhan khusus mendapat perhatian besar dari Perkins Internasional. Mereka bahkan akan mensupport kami dengan membuat program sekolah model bagi ABK di Muncar," imbuh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Kamis (9/5/2019).
Advertisement
Perkins Internasional adalah sebuah lembaga yang berpusat di Boston Amerika Serikat yang memiliki program melatih guru-guru SLB yang memiliki siswa ketunaan ganda di seluruh dunia. Selama ini, Perkins fokus pada program pelatihan bagi para guru yang mengajar di sekolah-sekolah untuk penyandang tuna ganda (multiple disabilities).
Anas mengatakan dengan menjadi sekolah model, para guru di Muncar akan mendapatkan pelatihan berupa training of trainer (TOT). Dengan begitu para guru tersebut bisa memberikan pelatihan bagi para guru lainnya. Tidak hanya di Banyuwangi, tapi juga guru dari kabupaten terdekat seperti Jember, Bondowoso dan Probolinggo.
"Kami berterimakasih kepada Perkins yang telah mempercayakan kesempatan ini kepada guru-guru kami di Muncar. Semoga ke depannya ilmu yang mereka dapatkan bisa diteruskan pada dunia pendidikan di sekolah luar biasa secara lebih luas," ujar Anas.
"Selain itu, adanya sekolah model ini sendiri akan memberikan kemudahan bagi anak-anak penyandang tuna ganda untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Anak-anak dengan multiple disabilities (cacat ganda) di beberapa tempat perlu diberikan sokongan agar mereka bisa mendapatkan pendidikan yang layak. Keberadaan sekolah model ini akan sangat membantu," tutur Anas.
Sementara itu Direktur Perkins untuk Wilayah Asia Pasifik, Deborah Gleason mengatakan dipilihnya Banyuwangi untuk menjadi sekolah model bukan tanpa alasan. Pertama karena ada komitmen pemerintah daerah yang kuat terhadap ABK.
"Kami melihat di sini komitmen pemkab terhadap anak berkebutuhan khusus sangat kuat. Setiap kali pelatihan diselenggarakan, pihak pemkab selalu hadir memberikan dukungan. Belum lagi dari pihak guru dan sekolahnya yang juga memiliki komitmen yang sama. Setiap pelatihan langsung ditindaklanjuti dan diterapkan di tiap-tiap sekolah," tandas Deborah.
DI YPABK Muncar nanti, terang Deborah, Perkins akan memberikan program pelatihan guru yang meliputi kurikulum sekolah, program pembelajaran individu (Individual Education Program/IEP), analisa tugas untuk siswa, komunikasi, teknologi, identifikasi, assesment dan berbagai hal lainnya sesuai kebutuhan ABK.
Mereka mendapatkan pelatihan selama setahun. Dan secara berkala kami tetap melakukan monitoring dan evaluasi. Para guru ini nantinya bisa menjadi trainer bagi guru-guru di sekolah lainnya ujarnya.
Selain di Muncar, sebelumnya telah ada dua sekolah di Banyuwangi yang menjadi sekolah model oleh Perkins. Yakni SDLB A Negeri dan SDLB Matahati.
"Dengan dukungan dari pemerintah daerah dan antusiasme dari sekolah-sekolah disini, kami berharap ke depan akan terus terjalin kerjasama dengan Banyuwangi,"harap Deborah.
Â
(*)