Aktivis 98 Sebut Tak Ada Urgensinya People Power

Anggota Rembug Nasional Aktivis 1998, Wahab Talaohu, mengatakan sekarang sudah tak tepat waktunya untuk melakukan gerakan itu.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 14 Mei 2019, 20:40 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2019, 20:40 WIB
Rembug Nasional Aktivis 1998 berziarah dan tabur bunga di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Rangon, Jakarta Timur. (Istimewa)
Rembug Nasional Aktivis 1998 berziarah dan tabur bunga di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Rangon, Jakarta Timur.(Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Isu people power atau menggalang kekuatan masyarakat, terus digaungkan oleh kubu Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Sandiaga. Anggota Rembug Nasional Aktivis 1998, Wahab Talaohu, mengatakan sekarang sudah tak tepat waktunya untuk melakukan gerakan itu.

Hal ini disampaikannya saat berziarah dan tabur bunga di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Rangon, Jakarta Timur, dalam rangka memperingati 21 tahunnya tragedi Mei 1998. Dimana dia membedakan bagaimana gerakan masyarakat dan aktivis menumbangkan rezim orde baru, dengan kediktatoriat dan banyak memakan korban jiwa.

"People power yang sebetulnya, syarat-syarat people power itu tidak terpenuhi di zaman sekarang," kata Wahab di Jakarta, Selasa (14/5/2019).

Menurut dia, hari ini tidak ada penindasan. Apalagi mencoba memiskinkan rakyat Indonesia yang ada. "Hari ini tidak ada penindasan, tidak ada pemiskinan terhadap rakyat, malah membangun Infrastruktur dari Sabang sampai Merauke. Kami bangga sebagai orang timur, ada infrastruktur yang dulu termarjinalkan, hari ini kita bisa merasakan. Tidak ada kita temukan syarat-syarat people power,"

Dia memandang, mereka-mereka yang menyerukan people power ini, hanya ingin mengambil alih kekuasaan, tanpa mengikuti aturan yang ada.

"Mereka ingin mengambil, mencuri kembali kekuasaan bangsa ini dengan alasan people power," ungkap Wahab.

Karenanya, masih kata dia, pihaknya akan terus mendukung KPU sampai diumumkannya 22 Mei 2019. Dan jangan sampai ada pihak-pihak yang mencoba menganggunya.

"Dan tanggung jawab sejarah kita, tanggung jawab ideologi kita sebagai aktivis 98 kita akan datang untuk memastikan jalanya proses demokrasi berjalan aman, tertib, dan damai," pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya