Penjarahan dan Kerusakan Usai Aksi 22 Mei di Kawasan Bawaslu

Barang jualannya seperti mi instan, rokok, minuman ringan pun tak ada yang tersisa.

oleh Ika Defianti diperbarui 23 Mei 2019, 14:40 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2019, 14:40 WIB
Warung pedagang bernama Rajab di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat dijarah perusuh 22 Mei 2019.
Warung pedagang bernama Rajab di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat dijarah perusuh 22 Mei 2019. (Liputan6.com/ Ika Defianti)

Liputan6.com, Jakarta - Tatapan Rajab kosong ketika melihat kondisi warungnya yang habis dijarah oleh perusuh aksi 22 Mei 2019 di kawasan Sabang, Jakarta Pusat. Kaca-kaca warung berukuran 1 m x 3 m pun pecah dan hanya menyisakan beberapa serpihan.

Saat kejadian Rabu, 22 Mei 2019, kira-kira pukul 23.00 WIB Rajab sudah sampai di rumahnya Depok, Jawa Barat. Dia memang memilih pulang lebih cepat dari lokasi jualannya di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat sekitar pukul 21.00 WIB.

Setibanya di rumah, Rajab langsung menerima telepon dari teman-temannya sesama pedagang di kawasan Sabang. Karena kondisi yang tak memungkinan, dia memilih datang ke warung keesokan harinya.

Sehari sebelumnya, Senin, 21 Mei 2019 dia memilih untuk tak pulang dan memilih menginap di warungnya. Biasanya, Rajab berjualan mulai pukul 17.00-05.00 WIB.

"Karena belum ganti baju, nginep, dan situasi udah enggak bagus saya milih pulang semalam. Gas air mata juga sampai sini," kata Rajab kepada Liputan6.com, Kamis (23/5/2019).

Barang jualannya seperti mi instan, rokok, minuman ringan pun tak ada yang tersisa. Bahkan buku catatan keuangan miliknya pun ikut raib. Tempat minuman dingin milik Rajab juga rusak dipecah perusuh.

"Jangankan barang, uang Rp 100 saja enggak ada. Semua nya bersih enggak disisain," ucapnya.

Warga asli Jakarta langsung terlihat menahan tangis ketika menyebutkan kerugikan yang dialaminya. Meskipun hanya berjualan makanan ringan, Rajab mengaku sudah sejak tahun 1979 mencari nafkah di kawasan Sabang tersebut.

"Iya kira-kira mencapai Rp 30 juta. Soalnya modal jualannya juga besar apalagi rokok," ujar Rajab.

Meskipun menjadi korban jarahan, Rajab akan tetap berjualan seperti biasanya. Yang terpenting saat ini, kata dia, akan memperbaiki warungnya agar dapat mulai berjualan kembali.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Kerusakan di Jalan MH Thamrin

Tembok dan pagar yang gosong di Bawaslu akibat ulah perusuh 22 Mei 2019.
Tembok dan pagar yang gosong di Bawaslu akibat ulah perusuh 22 Mei 2019.(Liputan6.com/ Ika Defianti)

Selain warung milik Rajab, Pos Polisi (Pospol) samping warungnya dibakar oleh perusuh. Warung sebelah Pospol milik Usma juga ikut dijarah.

Sedangkan di pusat perbelanjaan Sarinah, tulisan raksasanya tampak rusak. Dari tulisan Sarinah hanya tinggal "inah" saja. Saat datang ke lokasi, masih tersisa sebuah sepeda motor jenis honda vario rusak dihajar massa saat aksi 22 Mei.

Pospol depan Gedung Jaya Pup juga tampak rusak. Semua kaca pecah tak tersisa. Sekitar pukul 11.30 WIB sejumlah Polisi juga tampak membersihkan pecahan-pecahan kaca.

Kemudian, gedung Bawaslu di Jalan MH Thamrin sempat terbakar dini hari tadi. Akibatnya menyisakan tembok dan pagar yang gosong. Petugas juga langsung membersihkan sisa kerusuhan dan mulai memperbaiki.

Ruang ATM yang terletak di dekat gerbang masuk gedung Bawaslu juga tampak hancur. Kaca pecah, pendingin ruangan rusak, dan mesinnya tidak dapat digunakan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya