Dampak Banjir di Samarinda Bawa Penyakit Bagi Warga

Curah hujan yang tinggi ditambah pasang air laut diduga menjadi penyebab banjir tak kunjung surut.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 16 Jun 2019, 16:27 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2019, 16:27 WIB

Liputan6.com, Samarinda - Satu pekan sudah warga di Kelurahan Sidodadi, Samarinda Ulu, harus beraktivitas di tengah banjir.

Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Minggu (16/6/2019), banjir sempat surut, namun kembali meningkat Sabtu sore hingga kedalaman setengah meter. Mengungsi jadi pilihan sebagian warga. Tapi ada pula yang tetap bertahan di rumah masing-masing.

Sementara itu, arus lalu lintas di kawasan Jalan Dokter Soetomo, Samarinda, yang sebelumnya lumpuh total kini sudah bisa dilalui kendaraan baik roda dua maupun roda empat. Pengendara perlu berhati-hati mengingat genangan air yang cukup dalam.

Curah hujan yang tinggi ditambah pasang air laut diduga menjadi penyebab banjir tak kunjung surut.

Sampah yang terbawa arus banjir menjadi persoalan baru. Tidak hanya baunya yang mengganggu, sampah-sampah ini mengancam kesehatan warga, menumpuk di saluran pembuangan air juga tersebar hingga ke jalanan di permukiman. Akibatnya, berbagai penyakit mengintai warga, seperti penyakit kulit, gangguan saluran pernapasan hingga muntaber.

Banyaknya korban banjir yang menderita penyakit membuat 41 perusahaan tambang di Kalimantan Timur tergerak untuk memberikan bantuan pengobatan gratis. Tidak hanya itu, bantuan dalam bentuk lain seperti evakuasi korban banjir dan bahan pangan dibagikan.

Untuk memudahkan penyaluran bantuan, puluhan perusahaan ini membuka empat posko yang tersebar di beberapa titik lokasi banjir.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya