Surplus Jagung, Indonesia Mampu Ekspor ke Pasar Asean

"Kami sudah membagikan bibit untuk ditanam petani seluas tiga juta hektar. Semuanya gratis tanpa dipungut biaya sepeser pun."

oleh stella maris diperbarui 04 Jul 2019, 12:07 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2019, 12:07 WIB
Tuban Panen Jagung 50 Ribu Hektar, Mentan Amran: Dalam Waktu Dekat Kita Ekspor Jagung
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melakukan panen jagung.

Liputan6.com, Jakarta Kebutuhan jagung secara nasional meningkat bahkan akselerasinya meroket hingga Indonesia mampu mengekspornya ke pasar Asean. Kesuksesan itu merupakan usaha dari Kementerian Pertanian (Kementan) melalui berbagai unit kerjanya. 

Berkaitan dengan hal tersebut, Ketua Dewan Jagung Nasional Fadel Muhammad mengapresiasi upaya pemerintah dalam menggenjot produksi jagung secara nasional. Kata dia, capaian ini sekaligus bukti bahwa Indonesia adalah negara besar dengan posisi produksi di atas rata-rata.

"Saya kira kita semua patut mengapresiasi apa yang telah dibuat oleh Pak Amran. Beliau adalah orang yang keras dalam hal menegakkan aturan-aturan terhadap mereka yang bermain manipulasi," ujar Fadel dalam diskusi yang digelar Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Rabu (3/7).

Meski demikian, Fadel menekankan pentingnya pendistribusian bantuan bibit unggul yang bisa menambah daya gedor produksi para petani di seluruh Indonesia. Selain itu, pemerintah juga diharapakan terus menyediakan mesin pengering supaya penyediaan jagung tetap terjaga meski memasuki musim penghujan.

"Saya mau bilang bahwa penyediaan bibit yang berkualitas itu wajib diberikan supaya hasil produksi juga memuaskan," ujar Fadel yang juga seorang mantan menteri kelautan dalam kabinet Indonesia Bersatu II.

Menanggapi hal ini, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjelaskan bahwa posisi Indonesia saat ini dalam keadaan surplus jagung, sehingga mampu melakukan ekspor.

"Kami sudah membagikan bibit untuk ditanam petani seluas tiga juta hektar. Semuanya gratis tanpa dipungut biaya sepeser pun. Maka itu, bibit yang diberikan juga harus bagus supaya produktivitasnya mencapai 10 ton," katanya.

Disisi lain, kata Amran, mengurus pertanian tidak cukup tertuju pada komoditas jagung semata. Namun ada ratusan komoditas lain yang harus dijaga selama 24 jam setiap hari.

"Komoditas cabai saja ada tiga, belum bawang, sawit dan yang lain. Tapi, intinya, soal jagung dulu kita impor 3,5 juta, sekarang sudah ekspor. Artinya ini kan ada kemajuan terkait apa yang sudah dikerjakan. Termasuk juga kontribusi teman-teman kadin yang sudah bekerjasama dalam bentuk investasi," katanya.

Amran menambahkan, saat ini pemerintah terus menjaga kepentingan dan keuntungan semua pihak. "Yang pasti, saya ingin petaninya merasakan untung, pengusahanya tersenyum dan konsumenya bahagia."

Sekadar diketahui, diskusi ini dihadiri puluhan peserta anggota kadin dan sejumlah tamu undangan. Dalam kesempatanya, mereka sepakat ingin membangun pertanian menjadi lebih baik.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya