Majenang, Ciamis, dan Cilacap Diguncang Gempa Tektonik, BMKG Minta Masyarakat Waspada

Meskipun gempa ini tidak terlalu berdampak, tetapi 2 gempa tektonik yang terjadi cukup sebagai bukti dan pengingat bahwa struktur sesar citanduy yang melintas di wilayah ini masih aktif.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 27 Jul 2019, 08:56 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2019, 08:56 WIB
Gempa Bumi
Ilustrasi Gempa Bumi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Tiga wilayah yaitu Kabupaten Majenang, Ciamis, dan Cilacap diguncang gempa tektonik pada Sabtu, (27/7/2019) dini hari pukul 00.34 WIB.

Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa ini memiliki magnitudo 3,2 dengan episenter terletak pada koordinat 7,37 Lintang Selatan, 108,66 Bujur Timur, tepatnya berada di darat pada jarak 13 km arah barat daya Kota Majenang dengan kedalaman 13 kilometer. Episenter gempa ini terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Menurut Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, gempa ini sebenarnya merupakan guncangan yang kedua. Sebelumnya pada hari Jumat, 26 Juli 2019 pukul 21.58 WIB wilayah yang sama juga diguncang gempa lemah dengan magnitudo 2,7.

"Ditinjau dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya tampak bahwa gempa yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif. Melihat lokasi episenternya diduga kuat bahwa pembangkit gempa ini adalah sistem sesar citanduy," kata Daryono dalam siaran persnya, Sabtu (27/7/2019).

Dampak gempa yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG dan berdasarkan laporan dari masyarakat menunjukkan guncangan dirasakan di wilayah Wanareja, Majenang, Rancah, Sidareja, Babakan Anyar, Cisanga dengan skala Intensitas II MMI. Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Harus Diwaspadai

Hasil monitoring BMKG hingga Sabtu pagi pukul 08.00 WIB belum ada aktivitas gempa susulan.

"Kepada masyarakat himbau agar tetap tenang hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa bumi tersebut," ujar Daryono.

"Meskipun gempa ini tidak terlalu berdampak, tetapi 2 gempa tektonik yang terjadi cukup sebagai bukti dan pengingat bahwa struktur sesar citanduy yang melintas di wilayah ini masih aktif sehingga patut diwaspadai. Masyarakat perlu memahami pentingnya bangunan tembok yang strukturnya kuat dan aman gempa bumi," tandas Daryono.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya