Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Doni Monardo mengakui bahwa memang bencana di Indonesia tidak bisa dihindari. Terlebih lagi, letak Indonesia yang berada di cincin api gunung aktif serta pertemuan tiga lempengan.
Kendati begitu, kata Doni masyarakat Indonesia tidak perlu risau. Ancaman bencana bisa dihindari manakala kita secara simultan dari berbagai pihak melakukan langkah-langkah mitigasi.
"Tidak ada satupun kekuatan manusia bisa mencegah (bencana), yang bisa, bagaimana untuk memitigasi meningkatkan kesiapsiagaan, menyusun sistem peringatan dini. Ketika terjadi sesuatu, kita lebih siap dan korbannya (ditekan) sekecil mungkin," ucap Doni di Aula Serbaguna Dr. Sutopo Purwo Nugroho, Graha BNPB, Jakarta Timur, Kamis, 1 Agustus 2019.Â
Advertisement
Untuk melakukan pencegahan, Doni meminta pembangunan didasarkan pada pengkajian akan resiko kebencanaan. Selain itu, pihak yang bertanggung jawab akan informasi kebencanaan juga dituntut untuk membuka resiko bencana di suatu daerah secara transparan.
"Melibatkan pakar untuk memberikan informasi kepada publik, kepada pemerintah. Tidak ada yang ditutup-tutupi, buka apa adanya," tegas Doni.
Di samping itu, saat terjadi bencana, kepala daerah di wilayah yang terdampak bencana juga mesti sigap mengambil komando sebagai komandan Satgas Bencana, atau pimpinan yang terlibat dalam penanggulangan bencana.
"Sistem peringatan dini pun harus kita siapkan lebih baik," lanjut dia.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:Â
Pendidikan Kebencanaan
Yang lebih penting, kata Doni, dalam mitigasi kebencanaan ialah edukasi atau pendidikan kebencanaan di semua kalangan masyarakat. Termasuk di dalamnya anak-anak usia sekolah.
"Dan yang paling penting lagi adalah latihan. Latihan-latihan ini yang harus kita lakukan secara rutin setahun (sekali) dan bisa lebih dari sekali dalam setahun," katanya.
"Jadi ada banyak hal bapak ibu yang bisa kita lakukan, dan jika ini bisa kita kembangkan terus, (maka) InsyaAllah kalau terjadi sesuatu mungkin korbannya tidak terlalu banyak," lanjut Doni.
Advertisement