Liputan6.com, Jakarta Azan subuh belum terdengar, Sukarno, Mohammad Hatta, dan Ahmad Subardjo bergegas mengambil makan dan minuman untuk sahur. Kala itu, 17 Agustus 1945, umat Islam tengah menjalankan puasa Ramadan.
Mereka baru bisa bernapas lega dan menyantap sahur, setelah naskah Proklamasi selesai dirumuskan di rumah Laksamana Maeda, petinggi Angkatan Laut Jepang, di sebuah jalan yang kini bernama Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat.
"Sementara teks ditik, kami menggunakan kesempatan untuk mengambil makanan dan minuman dari ruang dapur...waktu hampir habis untuk ber-saur..." kenang Subardjo dalam buku Lahirnya Republik Indonesia.
Advertisement
Sayuti Melik lah yang mengetik naskah tersebut.
Berikut cerita lengkapnya: