Liputan6.com, Jakarta - Selain Jakarta, gempa magnitudo 4 yang menggoyang wilayah di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat siang (23/8/2019), getarannya terasa hingga Sukabumi dengan Skala Intensitas II - III MMI.
Wilayah lainnya yang juga ikut terdampak antara lain Ciptagelar dengan Skala Intensitas III MMI, sedangkan di Panggarangan Jatake, Cikotok dan Bogor dengan Skala Intensitas II - III MMI.
Hingga berita diturunkan, hasil monitoring Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut belum terlihat adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) usai gempa mengguncang Kabupaten Bogor.Â
Advertisement
Meski demikian pihak BMKG mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan terus mengikuti informasi serta perkembangan gempa dari laman resminya, www.bmkg.go.id.
Dari keterangan instansi terkait, terungkap sejumlah fakta mengenai gempa di Bogor tersebut. Apa saja? Berikut ini ulasannnya:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
4 Kali Gempa Menyapa Bogor
Gempa di Bogor tak terjadi pada hari ini saja. Sebelumnya, pada 19 Agustus 2019 pukul 08.13 WIB, gempa magnitudo 3 juga menyapa bumi yang dikenal kota hujan tersebut.
BMKG mencatat ada empat kali gempa di Bogor yang berkekuatan di bawah magnitudo 5. Yaitu 19 Agustus 2019 pukul 22.52.16 WIB bermagnitudo 2,5, kemudian pukul 03.06.16 WIB berkekuatan M 3,9.
Selanjutnya pada 21 Agustus 2019 pukul 11.24.05 WIB, gempa bermagnitudo 3,4, dan pada hari yang sama pukul 20.49.58 WIB gempa M 3,3.
Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono, jika diamati rentetan gempa yang sedang berlangsung di Bogor saat ini, fenomena gempa merupakan aktivitas gempa swarms.
Swarm adalah serangkaian aktivitas gempa yang terjadi di kawasan sangat lokal, dengan magnitudo relatif kecil, memiliki karakteristik frekuensi kejadian sangat tinggi, dan berlangsung dalam periode waktu tertentu.Â
Advertisement
Gempa Tidak Berbahaya
Sementara itu, Kepala Bagian Tata Usaha Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) I Gede Suantika menyebut gempa di Kabupaten Bogor tidak berbahaya.
"Tidak berbahaya, karena gempanya kecil-kecil," ujar Gede kepada Liputan6.com, Jumat (23/8/2019).
Dia menjelaskan, gempa-gempa kecil tersebut dianggap sebagai gempa rintisan (fore shock). Namun, setelahnya bisa saja terjadi gempa besar.
"Kalau gempa-gempa kecil ini dianggap sebagai gempa rintisan (fore shock), maka nanti datang gempa utama (main shock) yang magnitudonya paling besar, nah ini yang berbahaya," ucap Gede.
Meski begitu, dirinya meyakini di wilayah Kabupaten Bogor itu sangat kecil kemungkinan akan terjadi gempa utama yang besar.