Gus Solah Minta Anggaran Pendidikan di Kemenag Ditambah

Gus Sholah ini menyatakan, untuk pendidikan dasar menengah antara pendidikan di bawah Kementerian Pendidikan serta Kementerian Agama kini sudah banyak kemajuan.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Agu 2019, 20:16 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2019, 20:16 WIB
Jelajah Kebangsaan, Mahfud MD dan Romo Benny Ziarah ke Makam Gus Dur
Salahuddin Wahid atau Gus Solah memberi keterangan pers ketika tim Jelajah Kebangsaan berkunjung ke Pesantren Tebuireng dan ziarah makam Gus Dur di Jombang, Jawa Timur, Rabu (20/2). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Sholahudin Wahid atau Gus Solah mendesak agar anggaran pendidikan di Kementerian Agama ditambah, mengingat adanya perbedaan cukup besar dengan anggaran di Kementerian Pendidikan.

"Terungkap bahwa pendidikan Islam itu kecil porsi anggaran, cuma 10 persen. Padahal, madrasah itu 94 persen swasta. Sedangkan sekolah itu sebagian besar sekolah negeri, jadi pemerintah daerah perlu membantu madrasah," katanya di Pesantren Tebuireng Jombang, Minggu (25/8/2019).

Gus Solah ini menyatakan, untuk pendidikan dasar menengah antara pendidikan di bawah Kementerian Pendidikan serta Kementerian Agama kini sudah banyak kemajuan. Bahkan, kerja sama antara kedua kementerian ini yang menjadi induk pendidikan Islam dan pendidikan nasional sudah baik.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin mengaku tantangan pendidikan nasional ke depan cukup besar, terlebih lagi menghadapi persaingan global, sehingga anak-anak harus dipersiapkan untuk menghadapinya.

"Tentang persaingan global, sehingga harus persiapkan anak bangsa yang tidak hanya kemampuan kognitif yang baik atau skill yang cukup tapi juga harus memiliki karakter kuat, misalnya tentang integritas, kreativitas, rasa ingin tahu yang tinggi, kritis, kolaboratif dan lain-lain," katanya saat menjadi pembicara kegiatan seminar tersebut.

Ia menambahkan, kompetensi yang sangat dibutuhkan adalah karakter di abad ke-21 ini, sehingga anak-anak bangsa ke depan diharapkan memiliki karakter kuat, pengetahuan yang luas, juga memiliki skill yang dibutuhkan. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya