Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang memperlihatkan sejumlah orang yang menghentikan mobil dan meminta sejumlah uang dengan cara dipaksa viral. Ulah para preman ini diketahui berlangsung di Blok F Tanah Abang.
Polisi mengamankan enam orang yang diduga pelaku pemalakan di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Empat orang di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka kasus pemalakan yang viral tersebut.
Baca Juga
"Total, kita sudah amankan 6 pelaku ya. Sudah kita periksa dan yang empat pelaku sudah cukup bukti untuk kita tetapkan tersangka," kata Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Harry Kurniawan saat dikonfirmasi, Jakarta, Jumat, 6 September 2019.Â
Advertisement
Sementara itu, Kapolsek Tanah Abang, AKBP Lukman Cahyono membenarkan terkait aksi premanisme yang dilakukan sekelompk pemuda di Tanah Abang.Â
"Betul ada enam pelaku. Namun, empat lainnya sudah tersangka," ujar Lukman.Â
Berikut tiga ulah para preman di Tanah Abang yang bikin geger:Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Beraksi Setiap Kamis dan Senin
Memen (25) salah seorang pekerja di Tanah Abang mengatakan, kejadian pemalakan tersebut biasa dilakukan setiap Senin dan Kamis. Karena, di dua hari tersebut, terdapat Pasar Tasik, Tanah Abang.
"Kalau Senin sama Kamis kan di situ (ruko Blok F) ada Pasar Tasik. Nah itu mereka jualannya pakai mobil-mobil boks begitu," kata Memen saat berbincang dengan Merdeka.com di Blok F, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat, 6 September 2019.Â
Bukan hanya mobil boks saja yang menjadi sasaran para pelaku. Melainkan beberapa mobil truk besar seperti muatan pasir yang juga menjadi targetnya.
"Kemarin (Kamis) itu juga ada mobil truk yang diberhentiin, pas banget depan sini (Blok F). Pas mobilnya jalan pelan langsung, mereka pada naik itu atas mobil, ada yang di belakang mobil," jelasnya.
"Saya saja melihatnya ngilu, mobil lagi jalan agak kencang tiba-tiba langsung diberhentiin (diadang)," sambungnya.Â
Advertisement
Hanya Terjadi di Blok F
Bagi Memen dan warga sekitar yang tinggal di Tanah Abang, pemalakan hanya terjadi di Blok F saja. Karena memang di lokasi tersebut kerap dijadikan sebagai Pasar Tasik.
"Cuma di Blok F saja yang saya tahu. Karena sudah pasti ramai kalau ada Pasar Tasik. Itu bisa sampai di atas 50 mobil yang jualan. Murah-murah juga barangnya," sebutnya.
Bukan hanya mobil boks saja yang menjadi sasaran para pelaku. Melainkan beberapa mobil truk besar seperti muatan pasir yang juga menjadi targetnya.
"Kemarin (Kamis) itu juga ada mobil truk yang diberhentiin, pas banget depan sini (Blok F). Pas mobilnya jalan pelan langsung, mereka pada naik itu atas mobil, ada yang di belakang mobil," jelasnya.
Sebelumnya, aksi preman diabadikan oleh pengguna jalan yang melintas. Video berdurasi 1 menit menampilkan empat pemuda membuntuti mobil-mobil yang keluar dari Blok F Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Mereka bahkan tak segan meminta uang secara paksa kepada pemilik mobil.
Ancam dan Merusak Kendaraan Korban
Tak hanya meminta sejumlah uang, jika permintaan ditolak, para preman ini tak segan merusak kendaraan korbannya bahkan melakukan pengancaman.
"Mereka melakukan dengan memaksa kepada sopir, kalau tidak memberi, mereka menggedor mobil target mereka," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Harry Kurniawan.
Menurut penuturan warga, mereka sudah terbiasa melihat aksi pemalakan tersebut. Namun, masyarakat hanya bersikap masa bodoh.
"Orang-orang sini mah pada masa bodohan saja, entar malah jadi sasaran juga lagi," ucap Memen.Â
Advertisement
Tidak Ada yang Koordinasi
Polisi menyebut pelaku pemalakan di Pasar Tanah Abang bergerak secara sendiri-sendiri. Pelaku itu adalah Tasman (22), M Iqbal Agus (21), Muhamad Nur Hasan (26), dan Supriyatna (40) yang ditangkap karena memalak pengemudi mobil boks di pintu keluar Blok F Pasar Tanah Abang.
"Mereka perorangan, mereka tidak berkelompok, nggak ada yang mengkoordinir atau nggak ada ketuanya," kata Kapolsek Tanah Abang Jakarta Pusat AKBP Lukman Cahyono saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (7/9/2019).
Lukman menjelaskan, pelaku memalak mobil para pedagang yang hendak keluar dari Pasar Blok F Pasar Tanah Abang.
Awalnya berpura-pura menjadi 'pak ogah' membantu mengatur lalu lintas. Tapi mereka minta imbalan dengan memaksa.
"Mereka kucing-kucingan kalau melihat situasi kira-kira memungkinkan baru mereka memalak dengan menghadang mobil pedagang," ucap dia.
Â
(Jagat Alfat Nusantara)