Liputan6.com, Jakarta - Presiden ketiga RI Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie masih terus memikirkan kepentingan nasional maupun internasional meski sudah terbaring lemah di rumah sakit. Sebelum meninggal dunia, BJ Habibie sudah dirawat di RSPAD sejak 1 September 2019.
"Beliau mengatakan, saya sakit ya badan saya, tapi otak saya tidak sakit. Jadi sebelum beliau dipanggil masih minta handphone, beliau mengatakan, 'saya bisa gila nih karena saya harus berinteraksi dengan dunia luar, harus berinteraksi dunia luar'," kata Asisten Pribadi BJ Habibie, Rubijanto di Jakarta, Kamis (12/9/2019).
Selain handphone, kata Rubijanto, Habibie juga terus membawa lapopnya ke rumah sakit. "Beliau masih sangat bersemangat," kata dia.
Advertisement
Semasa hidupnya, kata Rubijanto, BJ Habibie terus berusaha memikirkan pendidikan anak-anak bangsa Indonesia. "Beliau sangat-sangat care dengan anak cucu intelektual beliau sebut selalu anak cucu intelektual," ujar dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pesan untuk Keluarga
Sebelum meninggal dunia, kata Rubijanto, BJ Habibie berpesan kepada keluarganya agar selalu rukun. Serta menitipkan keluarganya kepada dirinya.
Sementara, kata Rubijanto, mengenai perpustakaan BJ Habibie akan terbuka untuk umum.
"Jadi nanti siapapun bisa konek dengan online, tapi harus menjadi keanggotaan dulu. Jadi bebas tapi umum, umum tapi bebas," kata dia.
Rubijano juga mengatakan, rumah yang sebelumnya ditinggali BJ Habibie akan dikembalikan ke masyarakat.
"Beliau mengatakan bahwa ini rumah dari negara, sehingga dikembalikan kepada masyarakat," tandas Rubijanto.
Advertisement