Liputan6.com, Pekanbaru - Seorang kakek berusia 75 tahun berinisial DS itu tak bisa berkutik ketika jajaran Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, Riau, meringkusnya. Kakek tersebut diduga penyulut kebakaran lahan gambut di Kelurahan Bandar Raya, Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru.
Dia tertangkap di lahan yang diduga dibakarnya tersebut, Senin 7 Oktober 2019 malam.
Baca Juga
Kasatreskrim Pekanbaru AKP Awaluddin mengatakan, tersangka diduga membakar lahan gambut untuk memperluas kebun nanas.
Advertisement
Namun, malam itu, kakek DS tidak bisa mengendalikan api yang merambat keluar dari kebunnya. Api pun menjalar ke kebun orang dan mengakibatkan kebakaran meluas hingga lebih dari satu hektare.
Api juga membakar kebun nanasnya. Selain itu, tiga ekor ular ditemukan mati terpanggang.
"Luas kebakaran belum bisa dipastikan karena sampai sekarang masih upaya pemadaman," kata Awaluddin seperti dilansir Antara, Selasa (8/10/2019).
Petugas pemadam kebakaran gabungan dari Satgas KebakaranHutan dan Lahan Riau terus berupa melakukan pemadaman. Namun belum mendapatkan hasil maksimal karena cuaca panas dan semak belukar di daerah tersebut sangat kering karena lama tidak turun hujan.
Tak Ditahan
Lahan yang terbakar kini juga sudah disegel oleh kepolisian setempat. Awaluddin mengatakan tersangka tidak ditahan karena mempertimbangkan usianya yang sudah tua.
"Tapi proses hukum lanjut terus," ujar dia.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru pada Selasa pagi satelit Terra Aqua mendeteksi ada 12 titik panas di Riau yang jadi indikasi awal kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Titik panas paling banyak di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) sebanyak sembilan titik, kemudian di Kampar, Bengkalis dan Kuansing masing-masing ada satu titik panas.
Dari jumlah tersebut ada delapan yang dipastikan titik api karhutla. Lokasinya di Inhu paling banyak, yakni enam titik. Selain itu, ada di Bengkalis dan Kampar masing-masing satu titik.
Advertisement