Polri: Teroris Sasar Markas Polisi dan Tempat Ibadah di Yogya dan Solo

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap sebanyak 22 terduga teroris setelah penusukan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukan) Wiranto pada Kamis, 10 Oktober 2019.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 15 Okt 2019, 13:48 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2019, 13:48 WIB
Polri
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo. (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Liputan6.com, Jakarta - Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menyampaikan, pihaknya menemukan adanya rencana aksi bom bunuh diri. Aksi tersebut tak terkait dengan upaya menggagalkan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 20 Oktober 2019.

"Pengantin bom bunuh diri sudah disiapkan," tutur Dedi saat dikonfirmasi, Selasa (15/10/2019).

Dedi menyebut, teror bom bunuh diri itu akan dilakukan di Solo dan Yogyakarta oleh kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Informasi ini berdasarkan terduga teroris yang dibekuk beberapa waktu lalu.

"JAD yang sudah ditangkap di Yogya, dari hasil riksa oleh Tim Densus," jelas Dedi.

Polisi sudah menangkap 27 terduga teroris terhitung sejak 10 Oktober hingga 15 Oktober 2019. Penangkapan dilakukan di beberapa tempat terpisah, yaitu di Jambi, Bali, Jawa Tengah, Yogyakarta, Sulawesi Tengah, Bali, dan Jawa Barat "Tidak ada kaitanya dengan proses penggagalan presiden dan wakil presiden, tidak ada," Dedi kembali menegaskan.

Hasil pemeriksaan dan analisa Densus 88/Antiteror, tidak ditemukan jejak para terduga teroris tersebut akan melakukan upaya penggagalan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI.

Adapun sasaran terorisme kelompok JAD ini adalah markas polisi dan juga tempat ibadah. 

"Mereka akan menyerang tempat ibadah di Yogya dan Mako Polri di Solo," beber Dedi.

Sebelumnya, Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap sebanyak 22 terduga teroris setelah penusukan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan keamanan (Menkopolhukan) Wiranto pada Kamis, 10 Oktober 2019.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menyampaikan, tiga di antaranya merupakan terduga teroris yang saling terkait dalam aksi penusukan Wiranto. Mereka adalah Syahrial Alamsyah alias Abu Rara, FA istri dari Abu Rara, dan seorang perempuan berinisial RA di Banten.

"Polri melakukan langkah mitigasi secara maksimal, agar kelompok tidak melakukan aksi amaliah aksi teror," tutur Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2019).

Dedi menyebut, sehari setelahnya, yakni 11 Oktober 2019, Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap enam terduga teroris di berbagai wilayah.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jack Sparrow

Kabiropenmas Divisi Humas Polri Dedi Prasetyo
Kabiropenmas Divisi Humas Polri Dedi Prasetyo (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Mereka adalah AT dan ZAI yang ditangkap di Bali, S alias Jack Sparrow ditangkap di Sulawesi Utara, R alias Putra ditangkap di Jambi, dan H ditangkap di Cengkareng, Jakarta Barat.

"Atas nama S alias Jack Sparrow ini di Minahasa. Keterlibatannya bergabung dengan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) dan berencana jihad di Papua. Kemampuannya merakit dan membuat bom," jelas dia.

Selanjutnya, lima terduga teroris dibekuk pada Minggu 13 Oktober 2019. Mereka adalah NAS yang ditangkap di Lampung, A ditangkap di Sulawesi Tengah, RF ditangkap di Indramayu, YF dan BA ditangkap di Cirebon.

Terakhir, sebanyak delapan terduga teroris ditangkap hari ini, Senin (14/10/2019). Mereka adalah APS, TH, Y yang ditangkap di Bandar Lampung, dan MRM juga UD yang diringkus di Lampung. Kemudian N, JJ, dan AAS dibekuk di Bandung.

"Yang di Bandung berencana melakukan amaliah di wilayah Jawa Barat," Dedi menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya