Liputan6.com, Labuan Bajo - Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mendampingi Presiden Joko Widodo atau Jokowi meninjau bakal pelabuhan multifungsi di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Budi Karya tiba di lokasi terlebih dahulu sekitar pukul 13.15 Wita. Kemudian 26 menitan kemudian Presiden Jokowi tiba. Tepatnya sekitar pukul 13.51 Wita.
Baca Juga
Dia kemudian menjelaskan mengenai proyek pelabuhan multifungsi Labuan Bajo tersebut kepada presiden.
Advertisement
Kedatangan Presiden Jokowi juga ditemani oleh beberapa menteri lain. Seperti Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Kementerian Pariwisata Ekonomi dan Kreatif Wishnutama Kusubandio, Menteri Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan beberapa pejabat daerah.
Presiden beserta jajarannya tak lama di lokasi tersebut. Hanya sekitar 10 menitan ia langsung meninggalkan lokasi menuju objek wisata baru yang dikembangkan oleh Kementerian PUPR, Puncak Waringin.
Objek wisata ini berbeda di Puncak Waringin, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Barat.
Di lokasi wisata ini menyajikan pemandangan laut di bawahnya ada Pelabuhan Labuan Bajo. Dari puncak ini para wisatawan juga bisa menyaksikan matahari terbenam karena tepat menghadap ke arah barat.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pembangunan Pelabuhan Multifungsi
Menhub Budi Karya pada Minggu 19 Januari 2020 telah meninjau lokasi bakal pelabuhan multifungsi tersebut. Pelabuhan itu akan dibangun di Wae Kelambu, Desa Batu Cermin, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat.
"Kita berniat untuk membangun satu pelabuhan untuk logistik. Mengapa ini membangun karena sekarang ini di pelabuhan lama (Pelabuhan Labuan Bajo) ada kegiatan yang kurang sinkron," jelas Menhub di lokasi, Minggu sore.
Dia menilai, aktivitas di pelabuhan lama atau Pelabuhan Labuan Bajo dirasa kurang efisien. Pasalnya aktivitas bongkar muat peti kemas sekaligus angkutan penumpang, utamanya para wisatawan disatukan.
"Dalam perencanaan yang akan datang, pelabuhan lama akan dibuat sebagai sebagai pelabuhan khusus bagi (angkutan) penumpang," katanya.
Budi Karya menyebutkan, pelabuhan yang sudah ada akan dikembangkan menjadi pelabuhan wisata menuju dan dari Labuan Bajo menuju Pulau Komodo. Menurut Menhub, adanya aktivitas bongkar muat kontainer dirasa kontraproduktif dengan kegitan wisata.
Oleh karena pembangunan pelabuhan baru itu niscaya diperlukan. "Juga nantinya pasti traffic dari pada logistik sini bertambah banyak. Kalau kita sekarang sediakan untuk 100 ribu TEU (satu TEU sama dengan 20 kaki) padahal volumenya (di pelabuhan lama) hanya empat ribu TEU masih kecil, tapi kita bangun untuk masa depan," ungkapnya.
Dia, Menhub optimis bahwa aktivitas di pelabuhan baru itu akan tumbuh dengan pesat seiring berjalannya waktu.
Pembangunan pelabuhan tersebut merupakan kerjasama antara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama Pelindo III. "Jadi Pelindo III membebaskan tanah, tetapi konstruksi dilakaulan oleh APBN," papar dia.
Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) supaya jalan dari dan menuju pelabuhan yang hendak dibangun tersebut diperbaiki dan bisa memudahkan.
"Sudah kita cari tempat yang ideal. Dari bandara cuman 15 menit ya. Dari pelabuhan lama itu kira-kira 30 menit. Jadi tempat ini ideal sekali," terangnya.
Menhub mengharapkan bahwa pelabuhan baru tersebut akan dikelola oleh Pelindo III. Sementara itu sumber dana untuk pembangunan tersebut akan berasal dari APBN.
"Kita harapkan Desember 2020 (selesai)," Menhub mengakhiri.
Â
Advertisement