KPK Akui Politikus PDIP Harun Masiku Berada di Sekitar PTIK Saat OTT

KPK hingga kini belum mengetahui keberadaan Harun Masiku.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 30 Jan 2020, 02:03 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2020, 02:03 WIB
KPK Beberkan Pengembangan Kasus Proyek Jalan di Bengkalis
Ketua KPK Firli Bahuri (kiri) dan Plt Jubir KPK Ali Fikri memberi isyarat saat menyampaikan keterangan terkait pengembangan kasus proyek jalan Bengkalis di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (17/1/2020). Kasus ini merupakan pengembangan dari masa periode komisioner KPK sebelumnya. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengakui politikus PDIP Harun Masiku sempat berada di sekitar Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) saat operasi tangkap tangan (OTT) terhadap mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan pada Rabu, 8 Januari 2020.

"Oh iya, (Harun di sekitar PTIK) itu ketika proses penyelidikan," ujar Plt Juru Bicara KPK, Ali Fikri di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (29/1/2020).

Ali enggan berkomentar ketika disinggung mengenai kemungkinan penyidik KPK melihat rekaman CCTV di PTIK untuk mencari tahu keberadaan Harun Masiku saat OTT.

"Tentunya kami tidak bisa menyampaikan karena itu bagian dari strategi pengamanan perkara," ucap dia.

Ali mengaku, hingga kini KPK belum mengetahui keberadaan Harun Masiku. Terkait dugaan Harun disembunyikan oleh pihak tertentu, Ali tak mau berspekulasi.

"Kami tidak berspekulasi apakah disembunyikan atau ke mana begitu ya, kami tidak berspekulasi lebih jauh terkait dengan itu. Tapi tentunya ya siapapun yang ternyata sengaja menyembunyikan itu bagian dari merintangi tugas penyidikan," kata Ali.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Klaim Salah Paham

Kasus Suap Bupati Sidoarjo, KPK Rilis Hasil OTT Rp 1 Miliar
Juru Bicara KPK, Ali Fikri memberikan keterangan terkait OTT di Sidoarjo di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (8/1/2020). Keenam tersangka tersebut adalah Sidoarjo Saiful Ilah, Sunarti Setyaningsih, Judi Tetrahastoto, Sanadjihitu Sangadji dan Ibnu Ghopur dan Totok Sumedi. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Diketahui, tim penindakan KPK saat menggelar operasi senyap sempat menyambangi PTIK. Tim penindakan sempat diinterogasi dan tes urine saat berada di PTIK.

Ali Fikri sempat mengeklaim peristiwa di PTIK hanya salah paham. Ali mengatakan saat itu, tim KPK hanya sekedar mampir di masjid sekitar untuk melaksanakan salat.

"Hanya kesalahpahaman saja. Jadi memang saat itu petugas kami ada di sana untuk melaksanakan salat di masjid. Kemudian di sana ada pengamanan sterilisasi tempat," kata Ali Fikri di Gedung KPK, Jakarta, Kamis 9 Januari 2020 malam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya