Kabar Penyelidik KPK Diinterogasi di PTIK, Polri: Kami Punya SOP Sendiri

Menurut Argo, siapa pun yang keluar masuk area PTIK harus melewati pemeriksaan.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 29 Jan 2020, 12:43 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2020, 12:43 WIB
Argo Yuwono
Karo Penmas Polri Brigjen Argo Yuwono . (Liputan6.com/Muhammad Ali)

Liputan6.com, Jakarta DPR sempat menyinggung Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri terkait kabar penyelidik lembaga antirasuah yang diinterogasi saat berada di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Kejadian tersebut bertepatan dengan operasi tangkap tangan (OTT) KPK terhadap komisioner KPU Wahyu Setiawan terkait pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR Fraksi PDIP, Harun Masiku, pada Rabu, 8 Januari 2020 lalu.

Menanggapi hal itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Raden Prabowo Argo Yuwono menyampaikan, PTIK merupakan bagian dari markas kepolisian dan memiliki aturan tersendiri.

"PTIK ini apa? Kantor polisi. Jadi mempunyai apa? Mempunyai prosedur sendiri," ujar Argo di Kompleks PTIK, Jakarta Selatan, Rabu (29/1/2020).

Menurut Argo, PTIK tentu memberlakukan berbagai upaya pengamanan. Seperti adanya manajemen fisik gedung lewat pemagaran.

"Ada namanya manajemen fisik, seperti apa bentuk fisik. Itu lihat semua dibangun ada pagar, ada pengamanan fisik seperti apa untuk mengamankan ini. Karena lokasinya lokasi kepolisian. Tempat sekolah," tuturnya.

Termasuk juga pemeriksaan terhadap pengunjung yang masuk area PTIK, baik itu pihak internal apalagi orang luar.

"Jadi orang keluar masuk pun ada SOP (standar operasional prosedur)-nya. Ini sudah lama saya jelaskan terus ini ya. Ada SOP-nya. Orang masuk pun ditanya. Jadi semua yang masuk sini kita periksa semua ya," kata Argo.

Mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya itu berdalih, saat interogasi terhadap sejumlah penyelidik KPK berlangsung, pihaknya tengah menyiapkan pengamanan menyambut kunjungan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

"Kebetulan waktu itu juga ada mode kegiatan Wapres datang ke PTIK. Tentunya kita semakin ketat di dalam pemeriksaan ya," kata Argo menandaskan.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

Singgung Ketua KPK

Pimpinan dan Dewas KPK Rapat Bersama Komisi III DPR
Ketua KPK Firli Bahuri (kanan), Dewan Pengawas KPK Tumpak Hatorangan Panggabean (kiri), Albertina Ho (kedua kiri), dan Artidjo Alkostar saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (27/1/2020). RDP membahas rencana kerja KPK. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Anggota Komisi III DPR Fraksi Demokrat Benny K Harman meminta penjelasan Ketua KPK Firli Bahuri terkait kabar penyelidik lembaga antirasuah diamankan dan diinterogasi di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Jakarta Selatan.

Saat itu, tim penyelidik KPK dikabarkan akan operasi tangkap tangan (OTT) kasus suap terhadap komisioner KPU Wahyu Setiawan terkait pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR dari Fraksi PDIP.

"Tolong penjelasan Pak Ketua KPK, tolong dijelaskan penyidik KPK semalam suntuk di PTIK, ada atau tidak. Kalau ada jelaskan, apa alasannya," tanya Benny dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi III DPR dengan KPK, Senin 27 Januari 2020.

Ketua KPK Firli Bahuri mengaku pihaknya mendengar informasi tersebut hanya dari media. Menurut Firli, yang menggulirkan isu penyelidik KPK diamankan dan diinterogasi di Kompleks PTIK adalah media.

Mantan Deputi Penindakan KPK itu enggan memberikan tanggapan karena pada saat peristiwa terjadi dia tengah di Surabaya.

"Waktu malam itu saya enggak ada di sini, dan informasi ada itu dari media, yang membicarakan media. Untuk itu saya enggak bisa memberikan tanggapan karena malam itu tidak ada, dan saya di Surabaya," ujar Firli.

Firli mengaku tak bisa memberikan jawaban yang memuaskan kepada Benny. Termasuk soal keberadaan mantan caleg PDIP Harun Masiku, penyuap Wahyu Setiawan yang kini buron. Benny juga mencecar Firli terkait hal tersebut.

"Sulit menjelaskan kalau seandainya kita punya prime sendiri. Pak pimpinan, saya tidak akan menjelaskan lebih jauh, tapi nanti Pak akan saya sampaikan nanti kepada yang bertanya kepada yang belum puas," kata Firli.

Benny lantas menimpali bahwa dirinya mewakili masyarakat berhak tahu soal kondisi di KPK, termasuk terkait sulitnya menangkap Harun Masiku yang menjadi sorotan publik.

"Saya wakil rakyat di sini, bukan memuaskan saya. Jangan begitu dong ngomongnya, saya enggak butuh kepuasan, tapi konstiuen saya punya hak, makanya saya tanya," kata Benny menginterupsi.

Melihat situasi sedikit panas, Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond J Mahesa selaku pimpinan rapat pun mencoba menengahi. Dia kemudian bertanya kepada Firli apakah enggan menjawab pertanyaan Benny lantaran rapat dilakukan terbuka.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya