Evakuasi WNI Berhasil, Tugas Berat Indonesia Sterilkan Corona Belum Usai

243 WNI harus menjalani masa karantina atau observasi selama dua pekan di Kabupaten Natuna

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 03 Feb 2020, 00:02 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2020, 00:02 WIB
Mendarat di Batam, WNI dari Wuhan Langsung Disemprot Disinfektan
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan ke WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China saat tiba di bandara internasional Hang Nadim, Batam, Minggu (2/2/2020). Para WNI langsung ke luar pesawat untuk selanjutnya menuju Natuna, Kepulauan Riau. (Photo by Handout/Indonesian Embassy/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Usai misi evakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan berhasil, Pemerintah Republik Indonesia masih memiliki tugas berat menanti. Utamanya, proses karantina atau observasi total 243 WNI yang akan ditempatkan di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, selama dua pekan.Hal ini dilakukan guna memastikan tidak ada satu pun dari mereka yang terinvesi Virus Novel Corona.

Siaran pers resmi diterbitkan Kementerian Luar Negeri menyatakan 243 WNI tersebut terdiri dari 237 WNI yang tinggal di Provinsi Hubei, 1 WNA (suami WNI), serta 5 anggota Tim Aju KBRI Beijing.

"Keseluruhan penumpang telah tiba dengan selamat di Natuna," tulis siaran pers Kementerian Luar Negeri, Minggu (2/2/2020).

Namun jumlah tersebut berbeda dengan total manifest dirilis sebelumnya yang menyatakan 245 WNI. Kemeneterian Luar Negeri mengonfirmasi 7 orang batal ikut misi evakuasi ini. Empat orang dikarenakan alasan keluarga sehingga memutuskan untuk menetap di China, sedangkan 3 orang lainnya dinyatakan tidak memenuhi syarat kesehatan untuk terbang kembali ke Tanah Air.

"KBRI Beijing terus menjalin komunikasi dengan ketiga WNI tersebut dan berkoordinasi dengan pihak asrama universitas serta otoritas RRT untuk memastikan kondisi mereka," jelas siaran pers terkait.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Apa Tugas Berat Pemerintah Indonesia Selanjutnya Usai Evakuasi?

Tiba Di Batam, WNI dari Wuhan Langsung Dibawa Menuju Natuna
Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan, China keluar dari pesawat Batik Air di bandara internasional Hang Nadim, Batam, Minggu (2/2/2020). Sebanyak 245 WNI di Wuhan dievakuasi ke Indonesia terkait merebaknya virus corona di kota tersebut. (AP Photo/Luth Panjalu)

Kementerian Kesehatan mengatakan mereka akan menjalani observasi selama 14 hari di Natuna. Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan mereka akan mendapatkan pendampingan melekat tim dokter dalam 14x24 jam selama masa observasi berlaku.

"Dokter ada di sini nempel terus selama 24 jam, dan dokter spesialis semua. Mereka akan memperhatikan segenap obat-obatan ini lengkap semua," ujar Terawan di Pangkalan Udara Raden Sajad, Pulau Natuna, Kepulauan Riau, Minggu 2 Februari 2020.

Observasi selama dua pekan ini, lanjut Terawan, merupakan aturan yang telah ditetapkan Badan PBB bidan Kesehatan atau WHO. Terawan berharap, giat observasi ini dapat berjalan lancar sehingga mereka dapat kembali dengan segera ke pihak keluarga di kediamannya masing-masing.

"Mudah-mudahan mereka semua bisa melewati masa-masa seperti ini selama dua minggu dengan baik, tetap sehat, sehingga sesuai regulasi WHO nantinya bisa dikembalikan ke rumah masing-masing," kata Terawan.

Misi evakuasi ratusan WNI dari China ini dilakukan secara bersama oleh Pemerintah Indonesia, utamanya Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kesehatan, dan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Mereka diboyong dengan tiga pesawat yakni Hercules C130, pesawat Boeing 737-400, dan satu pesawat milik TNI AU.

Alasan Pemerintah Jadikan Natuna Lokasi Observasi WNI Asal Wuhan

Mendarat di Batam, WNI dari Wuhan Langsung Disemprot Disinfektan
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan ke WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China saat tiba di bandara internasional Hang Nadim, Batam, Minggu (2/2/2020). Sebanyak 245 WNI di Wuhan dievakuasi ke Indonesia terkait merebaknya virus corona di kota tersebut. (Photo by Handout/Indonesian Embassy/AFP)

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, dipilihnya Natuna sebagai tempat isolasi warga negara Indonesia dari Wuhan, China, karena pulau tersebut jauh dari permukiman penduduk.

Selain itu, Panglima TNI mengatakan Natuna memiliki pangkalan militer dengan fasilitas rumah sakit yang dikelola oleh tiga matra TNI, Darat, Laut, dan Udara.

Sehingga dengan demikian, Panglima TNI meyakini proses observasi akan berjalan lancar dengan sarana dan prasarana yang mendukung di Natuna.

Respons Masyarakat Natuna Hingga Sekolah Diliburkan

Mendarat di Batam, WNI dari Wuhan Langsung Disemprot Disinfektan
Sejumlah WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China berada di dalam pesawat Hercules sebelum menuju Natuna, Kepulauan Riau di bandara internasional Hang Nadim, Batam, Minggu (2/2/2020). (Photo by Handout/Indonesian Embassy/AFP)

Masyarakat Kabupaten Natuna sempat mengaku keberatan dengan adanya observasi selama dua pekan di lokasi tempat tinggal mereka. Alasannya, mereka tidak ingin ada warga yang terdampat dari virus yang wabahnya menelan ratusan korban jiwa tersebut.

Akibatnya, warga yang meluapkan keberatannya tersebut datang dan menggeruduk Kantor DPRD Natuna. Mereka mempertanyakan kenapa harus Natuna yang dijadikan lokasi observasi yang direncanakan berlangsung dua pekan tersebut.

Menurut Wakil Bupati Natuna Ngesti Yuni Suprapti, rasa keberatan warga disebabkan miss communication. Karenanya, dia meminta Menkes Terawan untuk segera menjelaskannya secara gamblang.

"Ini dikarenakan miskomunikasi karena tidak didudukkan penjelasan dari awal. Kalau dari awal ada transparansi dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, mungkin tidak terjadi hal seperti ini," kata dia saat dikonfirmasi.

Selain rasa keberatan warga, dinas pendidikan setempat juga meliburkan seluruh siswa dari semua jenjang. Mulai TK hingga SMA, mereka diliburkan dan diharapkan dapat belajar di rumah masing-masing.

"Sehubungan dengan kebijakan pemerintah yang menjadikan Natuna sebagai tempat karantina WNI dari Wuhan, maka diminta kepada kepala sekolah meliburkan proses belajar mengajar di sekolah mulai tanggal 3 sampai 17 Februari 2020," tulis surat edaran atas nama Bupati Natuna yang ditandatangani Sekretaris Daerah Kabupaten Natuna, Wan Siswandi, Minggu (2/2/2020).

Selain edaran untuk meliburkan sekolah, terdapat poin lain yang mengharapkan seluruh siswa agar tetap melakukan belajar di rumah masing-masing.

"Pemerintah kabupaten mengimbau agar selama libur tidak melakukan aktivitas di luar rumah dan menghindari keramaian," tulis poin ketiga surat edaran tersebut.

Kemudian di poin keempat, pemerintah kabupaten Natuna mendorong masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih sehat dan terutama mencuci tangan sengan sabun selama beraktivitas.

Terakhir, pemerintah kabupaten juga meminta kepada tiap masyarakat untuk dapat memeriksakan diri ke puskesmas terdekat jika mengalami gejala gangguan saluran pernafasan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya