ICMI: Manfaatkan Momentum Paus Fransiskus  Agar Berdampak Baik ke Indonesia

Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie melaporkan rencana kedatangan Pemimpin Vatikan Paus Fransiskus pada September mendatang kepada Wakil Presiden Indonesia Ma'ruf Amin.

oleh Muhammad Radityo PriyasmoroYopi Makdori diperbarui 05 Feb 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2020, 18:00 WIB
Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie
Ketum ICMI, Jimly Asshiddiqie memberikan pernyataan pers dalam diskusi bersama media di Jakarta, Rabu (9/8). Dalam kesempatan itu, Jimly juga mengecam aksi main hakim sendiri dengan membakar hidup-hidup seorang pria di Bekasi. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie melaporkan rencana kedatangan Pemimpin Vatikan Paus Fransiskus pada September 2020 mendatang kepada Wakil Presiden Indonesia Ma'ruf Amin. Jimly mengatakan, pemimpin gereja umat Katolik sedunia adalah orang yang moderat.

"Paus akan datang ke Indonesia September. Dalam sejarah tercatat Paus Fransiskus adalah seorang yang enlighten dan reformist," kata Jimly saat ditemui di Istana Wakil Presiden Indonesia, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (5/2/2020).

Selain Paus Fransiskus, rencananya Indonesia juga akan kedatangan perwakilan Rabitah Alam Islami. Diketahui, mereka adalah kelompok Islam dari seluruh Dunia.

"Sekjennya mereka juga sangat muda dan reformis," lanjut Jimly.

Selain dua tokoh agama tersebut, Jimly mengatakan masih ada Pangeran Saudi, Rektor Universitas Al-Azhar Kairo yang juga bertipe reformis yang sempat dan juga ingin berkunjung ke Indonesia.

Karenanya Jimly menyampaikan kepada Wapres Ma'ruf, agar memanfaatkan momentum tersebut agar berdampak baik ke Indonesia.

"Tadi kami diskusi, kita manfaatkan momentum ini untuk inisiatif supaya Indonesia bisa menjadi inisiator suatu puncak pertemuan tokoh negarawan, tokoh politik, tokoh semua agama," harap Jimly.

Jimly menandang, saat ini hubungan antarumat beragam di seluruh dunia sedang menghadapi masalah. Seperti, Islamophobia yang tidak hanya di negara barat tapi juga China dan India, negara Asia yang sebagian wilayahnya intoleran terhadap muslim yang berbasis SARA.

"Indonesia kita harapkan dan Wapres menyambut agar Indonesia ambil insiatif diselenggarakannya pertemuan internasional dalam mempertemukan tokoh ini karena kita punya Wapres Ketua MUI," Jimly menandasi.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya