Ma'ruf Amin: Penanggulangan Radikalisme Harus Dimulai dari Lembaga Pendidikan

Ma'ruf Amin mengingatkan, salah satu pemicu terjadinya radikalisasi adalah adanya intoleransi.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Feb 2020, 06:21 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2020, 06:21 WIB
Wapres Ma'ruf Amin mengunjungi Universitas Mataram, Lombok, NTB. (Foto: Setwapres)
Wapres Ma'ruf Amin mengunjungi Universitas Mataram, Lombok, NTB. (Foto: Setwapres)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengunjungi Universitas Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dia mengatakan, selain tempat belajar, kampus juga menjadi tempat pembinaan karakter yang diperlukan untuk membangun bangsa. Pembinaan karakter itu nantinya memiliki peran penting dalam penangkalan radikalisme.

"Saya berkeyakinan upaya penanggulangan radikal terorisme dari hulu ke hilir harus dimulai dari pendidikan. Karena itu peran lembaga pendidikan termasuk kampus sangat penting," kata Wapres di Universitas Mataram saat memberikan Kuliah Umum bertajuk 'Penangkalan Paham Radikalisme di Kalangan Mahasiswa' di Universitas Mataram, Rabu 19 Februari 2020.

"Saya harapkan kampus ini dapat menyampaikan lebih banyak narasi tentang toleransi atau kerukunan, sikap cinta kepada sesama, nasionalisme, patriotisme dan bela negara," tambahnya.

Ma'ruf kemudian memaparkan lima framework penangkalan dan radikalisme yang telah disiapkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Kelima framework terbagi dalam 5 kelompok yaitu kelompok indifference, kelompok latent, kelompok expressive, involvement grup, dan action grup.

Ma'ruf menuturkan, tujuannya menyampaikan framework itu supaya memahami tahapan perubahan seseorang yang tadinya tidak memiliki pikiran radikal, perlahan-lahan dicuci otaknya melalui proses radikalisasi sehingga dapat menjadi pelaku terorisme.

"Dengan memahami framework ini kalangan kampus diharapkan dapat membantu dalam melakukan penangkalan radikalisme dan terorisme ini," ucap Wapres.

Ma'ruf mengingatkan, salah satu pemicu terjadinya radikalisasi adalah adanya intoleransi. Menurutnya, Indonesia sebagai bangsa yang majemuk rentan terjadi intoleransi. Untuk itu, pendiri bangsa telah sepakat untuk membangun Indonesia sebagai negara yang menjamin kemajemukan.

"Oleh karena itu, kita harus menjaga dan mengembangkan teologi kerukunan dalam berbangsa dan bernegara," imbau Ma'ruf.

Dia pun menyampaikan apresiasi kepada seluruh civitas akademika Universitas Mataram atas kontribusinya dalam membahas salah satu tantangan bangsa. Yaitu penanganan radikal terorisme dan mendorong agar lembaga pendidikan lainnya dapat turut berkontribusi dalam memberantas radikalisme melalui sisi pendidikan dan karakter.

"Saya mengharapkan agar seluruh civitas akademika Universitas Mataram dapat dengan fasih menyampaikan seluruh pesan-pesan di atas tadi. Saya juga mengharapkan agar kampus-kampus lain dapat mengikuti jejak Universitas Mataram untuk secara serius memerangi paham radikal terorisme," kata Ma'ruf Amin.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Pengiriman 1.000 mahasiswa belajar di luar negeri

Wakil Presiden Ma'ruf Amin
Wakil Presiden Ma'ruf Amin di acara Peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) ke-91, di Jakarta Concert Hall, Senin (28/10) malam.

Dalam acara itu, Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah juga sempat melaporkan mengenai program Provinsi Nusa Tenggara Barat yang dijalankan saat ini di bawah kepemimpinannya, yaitu pengiriman 1.000 mahasiswa untuk belajar ke luar negeri.

"Kami mengirimkan mahasiswa putra putri terbaik Nusa Tenggara Barat bukan karena kualitas pendidikan di dalam negeri itu kurang dibandingkan universitas di luar negeri. Tapi pesan yang paling jelas dan tegas yang ingin kami sampaikan, bahwa kami ingin mengirimkan putra putri Nusa Tenggara Barat ke luar negeri untuk merubah cara pandang dalam menyikapi hidup ini," lapor Zulkieflimansyah.

Menutup sambutannya, dia menyampaikan terima kasih atas kesediaan Wapres Ma'ruf Amin memberikan kuliah umum dan berharap materi yang dipaparkan dapat menjadi dasar bagi lembaga pendidikan, khususnya kampus, dalam memerangi radikalisme.

"Kami ingin mendengar pandangan dan nasihat Bapak Wakil Presiden. Mudah-mudahan derap langkah kami di Nusa Tenggara Barat terutama mahasiswa menjadi lebih kokoh, lebih kuat dalam memperbaiki pemahaman kita semua dalam hidup berbangsa dan bernegara ini," kata Zulkieflimansyah.

Hadir dalam kuliah umum tersebut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo, Walikota Mataram Ahyar Abduh, Anggota DPR RI Helmi Faishal Zain, dan Pangdam IX Udayana Benny Susianto.

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya