Thermal Scanner Tak Beri Jaminan 100%, Pengamanan Berlapis Corona Diberlakukan

Pemerintah memberlakukan pengamanan berlapis bagi pendatang dari luar negeri di Bandara Soekarno-Hatta untuk meminimalisasi penyebaran virus Corona.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 09 Mar 2020, 13:32 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2020, 13:32 WIB
Bandara Soetta Jalankan Prosedur Pencegahan Penyebaran Virus Corona Secara Ketat
Area Pemindai Suhu/Thermal Scanner Area.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memberlakukan pengamanan berlapis bagi pendatang dari luar negeri di Bandara Soekarno-Hatta untuk meminimalisasi penyebaran virus Corona. Salah satunya dengan menerbitkan kartu kewaspadaan.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, pihaknya dan pemerintah menggandeng maskapai yang melakukan penerbangan dari dan ke luar negeri dalam penerapan metode meminimalisasi penyebaran Corona ini.

"Dengan menerbitkan kartu kewaspadaan, diisi di atas pesawat atau dilengkapi di terminal bandara untuk melakukan pengecekan kesehatan," ujar Awaluddin di Istana, Jakarta, Senin (9/3/2020).

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona Achmad Yurianto menjelaskan, hal ini diberlakukan karena thermal scanner tidak menjamin 100 persen penderita Corona terdeteksi.

"Thermal scanner jadi tidak memberi jaminan 100 persen. Nah, maka ada kartunya," kata Yuri.

Menurut dia, orang yang akan masuk ke Indonesia, mengisi data riwayat perjalanan dan kondisi kesehatannya. Setelah itu, data akan dilaporkan petugas kesehatan di bandara ke negara secara bertahap.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Soal Thermal Scanner

Malaysia Gunakan Pemindai Suhu di Bandara Antisipasi Virus Corona
Petugas kesehatan memeriksa 'thermal scanner' untuk mendeteksi suhu tubuh penumpang yang tiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur pada Selasa (21/1/2020). Pemerintah Malaysia mulai mengoperasikan alat pemindai suhu tubuh merespons penyebaran virus korona yang kian masif di China. (MOHD RASFAN/AFP)

Yuri menuturkan, thermal scanner tidak akan bisa menangkap orang yang terinfeksi tapi sedang dalam episode inkubasi.

"Artinya, belum ada gejala. Gejala panas mendominasi 80 persen penderita covid-19 ini. Kalau ini (panas) belum muncul, tidak akan terbaca," ujar Yuri.

Ada pula, kasus positif Corona yang penderitanya menunjukkan minim gejala. Mereka biasanya menunjukkan gejala seperti influenza.

"Kemudian kalau seseorang influenza mudah sekali bisa mengakses obat influenza, yang pada umumnya mengandung obat penurun panas, sehingga panas turun dan tidak terdeteksi. Malah beberapa kasus, positif tanpa gejala, pasti tidak akan mungkin terdeteksi thermal scanner," kata Yuri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya