Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi prakiraan awal musim kemarau di Indonesia pada tahun 2020. BMKG menghitung, hal itu akan dimulai dari wilayah Nusa Tenggara pada April 2020, lalu wilayah Bali dan Jawa.
"Dari total 342 Zona Musim (ZOM) di Indonesia, sebanyak 17.0% diprediksi akan mengawali musim kemarau pada bulan April 2020, yaitu di sebagian kecil wilayah Nusa Tenggara, Bali, dan Jawa," tulis BMKG lewat siaran pers diterima, Jumat (27/3/2020).
Baca Juga
Kemudian, puncak musim kemarau BMKG memprediksi terjadi pada bulan Juli, sedangkan 64.9% pada bulan Agustus dan sekitar 18.7% pada bulan September.
Advertisement
"Musim kemarau tahun 2020 secara umum diprediksi lebih basah dari musim kemarau tahun 2019, karenanya BMKG menghimbau para pemangku- kepentingan dan masyarakat untuk tetap waspada," terang BMKG.
Menurut BMKG, wilayah Bali, Nusa Tenggara, Jawa Barat bagian utara, Jawa Tengah bagian utara dan selatan akan mengalami bulan kemarau lebih awal.
Selain itu, di beberapa wilayah di Indonesia akan mengalami musim kemarau lebih kering daripada biasanya, seperti di sebagian Aceh, sebagian pesisir timur Sumatera Utara, sebagian Riau, Lampung bagian timur, Banten bagian selatan, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah bagian tengah dan utara, sebagian Jawa Timur.
Selain itu wilayah yang juga bakal mengalami kemarau lebih awal yaiitu di Bali bagian timur, NTB bagian timur, sebagian kecil NTT, Kalimantan Timur bagian tenggara, sebagian Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara bagian selatan, dan Maluku bagian barat dan tenggara.Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Antisipasi Kekeringan
BMKG berharap pemerintah bisa lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau terutama di wilayah yang rentan terhadap bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan ketersediaan air bersih.Â
"Para pemangku-kepentingan dapat lebih optimal melakukan penyimpanan air pada musim hujan ini untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan," BMKG menandasi.
Advertisement