Panen Raya, Harga Padi dan Jagung Stabil di Tengah Pandemi Covid-19

Adapun harga pangan untuk padi dikisaran Rp4.000/kg sampai Rp4.200/kg gabah kering panen (GKP) dan untuk Jagung Rp3.200/kg sampai Rp3.500/kg pipil kering panen.

oleh stella maris pada 07 Apr 2020, 13:06 WIB
Diperbarui 07 Apr 2020, 13:14 WIB
Panen padi
Panen raya padi.

Liputan6.com, Jakarta Meski dihadapkan pada kondisi pandemi Covid-19, namun panen raya di Tanah Air tetap dilakukan sejak Februari hingga Mei 2020. Salah satu daerah yang melakukan panen raya adalah para petani jagung dan padi di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU). 

Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Kabupaten OKU, Joni Saihu mengatakan lahan dari Program Selamatkan Rawa Sejahterakan petani (Serasi) seluas 300 ha turut menyumbang stok pangan pada musim panen raya tersebut. Selain dari lahan sawah, panen padi kali ini turut disumbang dari lahan kering atau padi ladang.

"Dan pada bulan Maret kemaren luas lahan yang kami panen sudah termasuk luas lahan dari kegiatan Serasi, totalnya 1.256 hektar. Puncak panen raya berlangsung pada bulan April ini diperkirakan seluas 1.453 hektar," demikian dikatakan Joni di Kantor Dinas Pertanian Kabupaten OKU, Selasa (7/4).

Sementara untuk lahan jagung panen pada Maret seluas 1.620 ha dan April seluas 1.793 ha. Adapun harga pangan khususnya padi dan jagung masih stabil, yakni untuk padi dikisaran Rp4.000/kg sampai Rp4.200/kg gabah kering panen (GKP) dan untuk Jagung Rp3.200/kg sampai Rp3.500/kg pipil kering panen.

"Dalam hal menjaga produksi, kami minta kepada para penyuluh pertanian agar setiap bertemu dengan petani selain memberikan penyuluhan tentang pertanian mereka juga memberikan sosialisasi tentang Covid-19. Diharapkan walaupun adanya pandemi Covid -19 ini kebutuhan hidup petani dapat terpenuhi," kata Joni. 

Di kesempatan berbeda, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi menuturkan, sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahwa untuk menghadapi musim panen raya padi dan jagung di tengah pandemi virus corona, proses panen harus dipastikan berhasil dan harga menguntungkan petani.

"Kementan telah menyiapkan beberapa langkah strategis. Salah satunya menggerakkan Komando Strategi Penggilingan Padi (Kostraling), membangun kemitraan dengan pelaku usaha, dan memperlancar distribusi dengan bantuan angkutan serta meminta para pengusaha di bidang pangan turut serta menjaga stok dan harga agar tetap stabil, serta tidak mengambil keuntungan dari keadaan yang disebabkan virus corona," tegasnya.

 

Stok Beras Nasional Mencapai 25 Juta Ton

Selain itu, Suwandi menyebutkan Kementan juga melakukan penyaluran alat pasca panen, pemberian bantuan benih dan gerakan olah tanah, hingga pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT). Bahkan pemerintah daerah diminta untuk ikut menyerap hasil panen dengan mengerahkan pegawai ASN maupun menggelar pasar murah.

"Perkiraan ketersediaan pangan strategis nasional untuk Maret hingga Agustus 2020 seperti beras sebanyak 25,65 juta ton, kebutuhan hanya 15,10 juta ton. Stok jagung mencapai 13,74 juta ton, kebutuhannya Maret sampai Agustus itu hanya 9,10 juta ton. Jadi masih surplus untuk beras dan jagung," jelasnya.

Menurut data Kerangka Sampling Area (KSA) BPS, panen padi pada Maret 2020 kemarin mencapai 1,1 juta ha dengan produksi 5,6 juta ton gabah kering giling atau setara beras 3,2 juta ton beras. Sementara itu, pada April 2020 diperkirakan produksi mencapai 8,8 juta ton gabah kering giling atau setara 5,04 juta ton beras dengan konsumsi 2,5 juta ton.

"Oleh karena itu, ketersediaan pangan pokok yakni beras aman selama pandemi virus corona, bahkan aman selama puasa dan pasca Lebaran. Jagung juga aman. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan untuk ketersediaan pangan," terang Suwandi.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya