Jaga Kualitas Beras, Petani Diingatkan Tak Panen Bulir Gabah yang Masih Hijau

Petani diingatkan untuk menjual gabah yang sudah menguning alias gabah yang sudah kering. Jangan sampai, bulir gabah yang masih hijau sudah dipanen.

oleh Septian Deny Diperbarui 11 Apr 2025, 14:30 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2025, 14:30 WIB
Panen Gabah Kering
Kenaikan harga gabah di tingkat petani akan memengaruhi nilai jual produk akhir dalam hal ini beras yang dipastikan akan mengalami kenaikan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

 

Liputan6.com, Jakarta Langkah Pemerintah dalam melakukan penyerapan gabah kering panen (GKP) dengan mengacu pada ketentuan harga pembelian pemerintah (HPP) yaitu sebesar Rp 6.500 per kilogram dinilai tepat terutama pada kegiatan jemput bola yang dilakukan di sejumlah sentra. Hal ini guna menjamin pasokan dan harga beras di masyarakat.

Menurut Riyanto, hal ini juga harus dipahami bersama, termasuk para petani sebagai penyedia gabah dan beras berkualitas. Salah satunya dengan melakukan jual gabah yang sudah menguning alias gabah yang sudah kering. Sebab, jangan sampai, bulir gabah yang masih hijau sudah dipanen.

“Kalau masih hijau jangan dipanen, tunggu lah sampai menguning karena itu akan menurunkan mutu gabah dan menghasilkan beras yang kurang bagus. Jadi disesuaikan saja bahwa yang dijual adalah gabah kering panen. Jangan khawatir kalau menunggu padi menguning, kemudian harga pembelian pemerintah diturunkan atau menjadi lebih rendah ” ujar Riyanto, dikutip Jumat (11/4/2025).

Menurut Riyanto, gabah yang berkualitas adalah gabah yang diharapkan masyarakat sebagai komoditas yang sehari-hari dikonsumsi. Jangan sampai, beras yang didapat adalah beras bermutu rendah akibat terburu-buru melakukan panen raya sebelum masa kuning tiba.

“Intinya jangan aji mumpung juga, ketika pemeirntah sudah memberi fasilitas dan kemudahan dengan membeli gabah hasil panen seharga Rp6.500 lantas para petani melakukan panen sebelum menguning. Ini akan menurunkan kualitas gabah dan sebgai konsumen akan merasakan dampaknya,” katanya.

Riyanto menambahkan bahwa kebijakan pemrintah dibawah Presiden Prabowo Subianto sejatinya merupakan kebijakan tepat dalam meningkatkan produksi sekaligus mensejahterakan para petani.

“Kita lihat volume pupuk sudah ditambah, benih sudah terdistribusi dan serapan gabah masif dilakukan. Jadi ini sudah satu paket ingin menggenjot produksi dan juga memberi kesejahteraan pada petani,” jelasnya.

Produksi Beras Diprediksi Tembus 16,62 Juta Ton hingga Mei 2025

Hiruk-pikuk Petani Gorontalo Sambut Musim Panen dengan Bergotong royong
Petani memisahkan gabah saat panen padi di sawah Desa Bube Baru, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo (15/3). Mereka lebih memilih menggunakan tenaga manusia agar Kebersamaan mereka terhaga. (Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)... Selengkapnya

Badan Pusat Statistik (BPS) menghitung kemungkinan produksi beras naik pada periode Januari-Mei 2025. Produksi beras diprediksi mencapai 16,62 juta ton hingga Mei 2025 nanti.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M Habibullah menerangkan angka itu meningkat 1,83 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Produksi beras sepanjang Januari hingga Mei 2025 diperkirakan akan mencapai 16,62 juta ton atau mengalami peningkatan sebesar 1,83 juta ton atau 12,40 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024,” kata Habibullah dalam Rilis Berita Resmi Statistik, Selasa (8/4/2025).

Dia menerangkan, produksi beras untuk konsumsi pada Februari diperkirakan mencapai 2,23 juta ton. Angka ini naik 60,82 persen dibandingkan Februari 2024.

Sementara itu, produksi beras berpotensi mencapai 13,14 juta ton dari Maret-Mei 2025. Angka ini juga meningkat 620 ribu ton.

"Atau mengalami peningkatan sebesar 0,62 juta ton atau dalam persen 4,96 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu,” tuturnya.

Luas Panen Padi

Dia menjelaskan, luas panen padi sepanjang Maret-Mei 2025 itu diprediksi mencapai 4,30 juta hektare atau meningkat 230 ribu hektare. Angka ini juga naik 5,53 persen dari periode yang sama tahun lalu.

“Luas panen padi sepanjang Januari hingga Mei 2025 diperkirakan akan mencapai 5,47 juta hektare atau mengalami peningkatan seluas 0,64 juta hektare atau dalam persen 13,29 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024,” terangnya.

 

Produksi Gabah Naik

Harga Gabah Tinggi, Pemerintah Lakukan Penyesuaian HET dan HPP
Dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 24/2020 tentang Penetapan Harga Pembelian pemerintah untuk Gabah atau Beras ditetapkan, HPP untuk GKP di tingkat petani adalah Rp 4.200 dan Rp 4.250 per kg di penggilingan. Sedangkan HPP GKG dipatok Rp 5.250 per kg di tingkat petani dan Rp 5.300 per kg di penggilingan. Sedangkan untuk HPP beras di gudang Bulog adalah Rp 8.300 per kg. (merdeka.com/Arie Basuki)... Selengkapnya

Lebih lanjut, Habibullah menjelaskan produksi Gabah Kering Giling (GKG) juga diperkirakan mengalami kenaikan. Pada Februari 2025, produksinya mencapai 3,88 juta ton atau naik 0,86 persen dari tahun lalu Februari 2024.

Pada Maret-Mei 2025, diperkirakan produksinya bisa mencapai 22,81 juta ton. Angka ini lebih tinggi 1,08 juta ton atau setara 4,95 persen dibandingkan Maret-Mei 2024.

“Dengan demikian produksi padi sepanjang Januari hingga Mei 2025 diperkirakan akan mencapai 28,85 juta ton GKG atau mengalami peningkatan sebesar 3,18 juta ton GKG atau dalam persen 12,40 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024,” jelas dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya