Korlantas: Mudik Lewat Jalur Tikus Belum Tentu Lolos Penyekatan

Benyamin mencontohkan seorang pemudik yang lolos dari Jakarta melalui jalur tikus, namun di Cirebon terjaring penyekatan yang ada di sana.

oleh Yopi Makdori diperbarui 29 Apr 2020, 13:10 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2020, 13:09 WIB
Tol Jakarta-Cikampek
Polisi menghalau kendaraan berpenumpang di tol Jakarta-Cikampek untuk keluar ke Gerbang tol Cikarang Barat, Kab. Bekasi, Jumat (24/4/2020). Akses transportasi mobil pribadi dan bus angkutan penumpang dari tol Jakarta Cikampek menuju Karawang ditutup mulai Jumat (24/4). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah memberlakukan larangan mudik Lebaran 2020. Tindak lanjut kebijakan ini berujung pada penutupan penerbangan domestik, jalur kereta api, serta penyekatan di jalan-jalan utama.

Meskipun begitu, Kabag Ops Korlantas Polri Kombes Benyamin mengatakan pihaknya tidak melakukan penyekatan di semua jalur. Hanya jalur-jalur utama saja guna menghalau mereka yang hendak mudik dari Jakarta melalui jalur darat.

"Tidak semua jalur bisa kita sekat ya. Jadi hanya jalur-jalur utama saja dan juga beberapa jalur yang memang (kerap) digunakan orang untuk mudik," kata Benyamin kepada Liputan6.com, Rabu (29/4/2020).

Benyamin menyebut, jika memang ada jalur tikus atau alternatif yang tidak ada penjagaan dari polisi, maka itu urusan masyarakat. Yang pasti, pihaknya telah melarang agar masyarakat mematuhi peraturan pemerintah untuk menghentikan penyebaran virus Corona hingga ke daerah tujuan mudik.

"Kita menggugah kesadaran masyarakat untuk tidak mudik untuk tahun ini saja. Maksudnya supaya menghambat penyebaran Covid-19 yang sekarang terjadi di kita," paparnya.

"Jadi kalau pun masyarakat lolos lewat jalur tikus, mudah-mudahan selamat sampai tujuan," lanjutnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Penyekatan Bukan Hanya Jabodetabek

Pihak kepolisian yang berjaga di GT Merak mengaku menjalankan perintah Presiden bahwa mudik dilarang. (Foto: Liputan6.com/Yandhi Deslatama)
Pihak kepolisian yang berjaga di GT Merak mengaku menjalankan perintah Presiden bahwa mudik dilarang. (Foto: Liputan6.com/Yandhi Deslatama)

Benyamin mengatakan, jika ada pemudik yang menggunakan menggunakan jalur tikus bukan berarti tanpa hambatan sampai ke tujuan. Pasalnya di luar jalur Jabodetabek pun polisi lakukan penyekatan jalur.

"Karena setelah dia keluar dari jalur tikus dan masuk lagi di kabupaten-kabupaten berikutnya, setiap kabupaten ada penyekatan," ungkapnya.

Ia menyebut, di tingkatan Polres penyekatan bukan hanya dilakukan di jalur utama.

"Kalau yang saya tuh yang besar-besar saja, yang polda-polda saja dia melakukan penyekatan. Polres-polres itu dilaporkannya ke Polda," ucapannya.

Ia mencontohkan seorang pemudik yang lolos dari Jakarta melalui jalur tikus, namun di Cirebon terjaring penyekatan yang ada di sana.

"Sampai Cirebon dia melalui jalur besar, dia dikembalikan juga sama petugas. Yang lewat jalan tol lolos di (penyekatan) Cikarang Barat nanti di Pejagan ada lagi. Ada beberapa penyekatan banyak sekali," paparnya.

Benyamin meminta masyarakat agar tidak mudik. Sebab, meskipun melalui jalur tikus, namun jika menjumpai penyekatan mereka akan dikembalikan.

Hal itu merugikan calon pemudik karena mesti mengeluarkan tenaga dan uang namun tidak bisa mudik.

"Kasihanlah kalau sampai terus memaksakan (mudik) kan rugi juga ya, rugi waktu, rugi BBM, rugi psikis karena ia mesti kucing-kucing dengan petugas ya," tandas Benyamin.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya