Banyak Warga yang Cemas, Depresi, dan Trauma di Tengah Wabah Corona

Wabah Corona tak hanya menimbulkan masalah fisik bagi warga, tapi juga psikologis. Berikut penjelasan perwakilan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia.

oleh Rita Ayuningtyas diperbarui 01 Mei 2020, 14:45 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2020, 14:45 WIB
Perwakilan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia dr. Lahargo Kembaren, Sp.KJ
Perwakilan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia dr. Lahargo Kembaren, Sp.KJ

Liputan6.com, Jakarta - Perwakilan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia dr Lahargo Kembaren, Sp.KJ mengungkapkan, wabah Corona tak hanya menimbulkan masalah fisik bagi warga. Tapi juga psikologis.

"Wabah Covid-19 menimbulkan dampak bukan hanya faktor fisik tapi juga kondisi jiwa dan psikologis kita," ujar Lahargo, dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (1/5/2020).

Oleh karena itu, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia memberikan layanan swaperiksa masalah psikologis secara online di tengah wabah Corona. Layanan ini dapat diakses masyarakat dengan mengakses laman PDSKJI.

Menurut dia, ada 1.522 orang yang memanfaatkan layanan tersebut. Data PDSKJI menunjukkan 64,3 persen gangguan cemas dan depresi di tengah wabah Corona.

"Gejala cemas dan depresi yang dirasakan ialah rasa takut dan khawatir berlebih, merasa tidak bisa rileks dan nyaman, mengalami gangguan tidur, dan kewaspadaan berlebih," kata Lahargo.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Trauma

Dia juga menyebut 80 persen responden mengalami trauma psikologis di tengah wabah Corona. Mereka memiliki gejala stres pascatrauma psikologis karena mengalami atau menyaksikan peristiwa tidak menyenangkan terkait Covid-19.

"Mereka mengatakan, 'Saya mengalami suatu trauma psikologis terkait dengan kondisi ini.' Gejalanya adalah merasa jauh dan tidak terhubung dengan orang lain. Merasa terus waspada dan terus berjaga-jaga," kata Lahargo.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya