Nestapa Porter Stasiun Solo Balapan di Tengah Pandemi Corona

Sebelum virus Corona mewabah, salah satu porter mengaku bisa mendapatkan uang Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu. Namun, saat ini sama sekalui tidak ada penghasilan.

oleh Maria Flora diperbarui 02 Mei 2020, 19:21 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2020, 19:21 WIB
Stasiun Gambir
Porter menawarkan jasa mengangkut barang bawaan pemudik dI Stasiun Gambir, Jakarta, Minggu (9/6/2019). Pada H+4 Lebaran yang merupakan puncak arus balik lebaran, sebanyak 78.249 orang tiba di Jakarta melalui Stasiun Gambir sejak 6 Juni 2019 sampai dengan hari ini. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Seluruh lini kehidupan terdampak pandemi Corona Covid-19. Terutama bagi warga yang biasa menawarkan jasa. 

Seperti yang dialami oleh para porter di Stasiun Solo Balapan ini. Lewat jasa mereka, biasanya para pengguna kereta api sangat terbantu karena tak perlu membawa barang bawaan. 

Kini setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan oleh hampir seluruh kepala daerah, pendapatan mereka pun ikut tergilas. 

Salah satunya Lasiyo (67). Warga Wonorejo, Karanganyar ini mengaku sudah bekerja menjadi porter sejak tahun 1972. Meski kini sepi pekerjaan, bersama rekan-rekannya, mereka tetap setia untuk datang ke stasiun setiap hari.

"Ya mas, kita tetap ke sini, membersihkan stasiun, memasang tangga kalau ada kereta api yang berhenti," ujar Lasiyo (67), saat ditemui Merdeka di Stasiun Solo Balapan, Sabtu (2/5/2020). 

Sebelum virus Corona mewabah, dia mengaku bisa mendapatkan uang Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu. Namun, saat ini sama sekalui tidak ada penghasilan 

"Enggak ada uang mas buat makan sehari-hari. Istri saya kerja, tapi kan nggak cukup juga," keluhnya.

Hal yang sama juga diungkapkan Dwi Rinanto. Sejak pandemi Corona, dia mengaku penghasilannya semakin menurun. Kondisi tersebut semakin diperparah dengan adanya larangan mudik dan diberlakukannya PSBB di sejumlah kota.

"Sekarang ini hampir tidak ada kereta yang beroperasi mas. Tinggal kereta Prameks beberapa. Itu pun sepi penumpang. Dari mana kita mau dapat uang, nyari pekerjaan lain juga sulit," tutur warga Sumber Nayu, Banjarsari tersebut.

Rekan sesama porter lainnya juga mencurahkan isi hatinya. Warga Clolo, Kadipiro ini tak bisa lagi menghidupi anak istrinya. 

"Mau gimana lagi, mau tidak mau ya diterima. Penghasilan kita tidak menentu, sering kosong. Kalau dulu ya bisa untuk hidup. Kita berdoa saja semoga kondisinya segera membaik dan normal lagi," pungkas dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Batalkan Seluruh Perjalanan Kereta

Sebelumnya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta resmi memperpanjang pembatalan seluruh perjalanan kereta api jarak jauh arah barat (Jakarta/Bandung) maupun arah Timur (Surabaya/Malang/Ketapang) untuk mudik lebaran hingga 31 Mei 2020.

Pembatalan tersebut sebagai bentuk dukungan kebijakan larangan mudik pemerintah sebagai upaya pencegahan penyebaran dan penularan Covid-19. Sebelumnya, pembatalan sementara perjalanan KA hanya diberlakukan hingga 30 April 2020.

Manajer Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta Eko Budiyanto mengatakan, perpanjangan tersebut dilakukan setelah dilakukan evaluasi dan mengikuti perkembangan di lapangan.

"Setelah dilakukan evaluasi, PT KAI memutuskan untuk memperpanjang pembatalan sementara kereta jarak jauh sampai dengan setelah Lebaran, tanggal 31 Mei 2020," ujar Eko, Selasa (28/4).

 

Reporter: Arie Sunaryo

Sumber: Merdeka 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya