Liputan6.com, Jakarta - Es Kapal adalah salah satu minuman tradisional Solo yang telah ada sejak tahun 1950-an dan tetap bertahan hingga kini. Minuman ini memiliki cita rasa khas yang segar dengan perpaduan es serut, santan, gula merah, serta berbagai isian yang menggugah selera.
Seiring waktu, popularitas Es Kapal semakin meningkat karena keunikan rasanya dan sejarah panjangnya yang membuatnya menjadi salah satu Minuman tradisional Solo. Sejarah Es Kapal berawal dari pedagang kaki lima di Kota Solo yang mulai menjualnya sekitar tahun 1950-an.
Nama Es Kapal berasal dari cara penyajiannya yang menggunakan wadah berbentuk seperti kapal atau dari es serut yang disusun menyerupai gelombang laut. Pada masa itu, minuman ini menjadi favorit masyarakat Solo karena harganya yang terjangkau dan kesegarannya yang mampu menghilangkan dahaga, terutama di tengah cuaca panas khas Jawa Tengah.
Advertisement
Baca Juga
Seiring berjalannya waktu, Es Kapal semakin dikenal luas dan banyak dijajakan di berbagai sudut kota, baik di pasar tradisional maupun di warung-warung kaki lima. Komposisi Es Kapal cukup sederhana tetapi memberikan perpaduan rasa yang luar biasa.
Bahan utama yang digunakan dalam Es Kapal adalah es serut yang melimpah, kemudian disiram dengan santan segar yang memberikan rasa gurih. Gula merah cair ditambahkan untuk memberikan rasa manis alami, dan terkadang ada juga tambahan sirup khas yang semakin memperkaya cita rasa.
Tidak hanya itu, isian dalam Es Kapal juga bervariasi, mulai dari cincau, tape singkong, kolang-kaling, hingga potongan roti tawar yang menyerap kuah manisnya, menciptakan sensasi lembut dan kenyal dalam satu suapan. Keunikan inilah yang membuat Es Kapal begitu digemari oleh berbagai kalangan, dari anak-anak hingga orang tua.
Keistimewaan Es Kapal tidak hanya terletak pada rasanya, tetapi juga pada nilai sejarah dan budayanya. Minuman ini menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Solo dan sering kali hadir dalam berbagai acara, baik perayaan keluarga, hajatan, maupun pasar malam.
Selain itu, Es Kapal juga menjadi bukti bagaimana kuliner tradisional bisa bertahan di tengah gempuran minuman modern yang semakin beragam.
Simak Video Pilihan Ini:
Ikon Kuliner Solo
Bahkan, di era digital saat ini, Es Kapal tetap mendapat tempat di hati para pecinta kuliner, terutama dengan banyaknya pedagang yang mulai memasarkan minuman ini melalui media sosial dan layanan pesan antar.
Meskipun sudah berusia lebih dari setengah abad, Es Kapal masih tetap eksis dan bahkan mengalami berbagai inovasi. Beberapa pedagang mulai menambahkan varian baru seperti tambahan boba, susu evaporasi, atau es krim untuk menarik minat generasi muda.
Namun, di tengah inovasi tersebut, esensi dari Es Kapal tetap dipertahankan, yaitu kesejukan dan cita rasa tradisional yang khas. Tak heran jika Es Kapal kini tidak hanya menjadi ikon kuliner Solo, tetapi juga semakin dikenal di berbagai daerah lain di Indonesia.
Dengan sejarah panjang dan cita rasa yang unik, Es Kapal bukan sekadar minuman pelepas dahaga, melainkan juga bagian dari kekayaan budaya kuliner Nusantara. Keberadaannya yang bertahan selama puluhan tahun menunjukkan bahwa warisan kuliner tradisional tetap memiliki tempat di hati masyarakat, asalkan tetap dijaga dan diwariskan kepada generasi selanjutnya.
Jika Anda berkunjung ke Solo, jangan lupa mencicipi Es Kapal yang legendaris ini, karena setiap tegukan menyimpan sejarah dan kenikmatan yang tidak tergantikan.
Penulis: Belvana Fasya Saad
Advertisement
