Dilema Pelonggaran PSBB, Antara Laju Ekonomi dan Hantaman Baru Pandemi

Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Trubus Radiansyah menilai, rencana pelonggaran PSBB ini didasari faktor ekonomi. Tapi ada dilemanya.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Mei 2020, 19:14 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2020, 19:14 WIB
Udara Jakarta Sehat Jelang PSBB
Foto udara suasana gedung bertingkat di kawasan Sudirman, Jakarta, Rabu (8/4/2020). Jakarta sempat menjadi kota paling berpolusi di dunia pada 29 September 2019 lalu, namun Rabu (8/4) siang ini, kualitas udara kota Jakarta membaik. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah berencana melakukan pelonggaran PSBB di beberapa daerah dalam waktu dekat. Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Trubus Radiansyah menilai, rencana relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar ini didasari faktor ekonomi.

Menurut dia, pemerintah ingin membuka ruang gerak masyarakat agar pertumbuhan ekonomi berangsur pulih.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia memang terancam di tengah pandemi Covid-19. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pekan lalu, pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal pertama 2020 sebesar 2,97 persen. Terjadi kontraksi sebesar 2,41 persen jika dibandingkan dengan kuartal IV 2019.

"Relaksasi PSBB untuk menggerakkan perekonomian. Kita dihadapkan pada dua pilihan, kesehatan dan ekonomi. Setelah kita memilih kesehatan yang artinya memutus mata rantai Covid-19 tapi ternyata ekonominya lumpuh," kata Trubus kepada Merdeka, Minggu (17/5/2020).

Bila pelonggaran PSBB tak dilakukan hingga Juni 2020, dia memprediksi pertumbuhan ekonomi RI memasuki gerbang kehancuran. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan menyentuh angka 0,4 persen.

"Dengan rencana pelonggaran ini sendiri diharapkan pertumbuhan ekonomi sedikit bergerak lah," ujar Trubus.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Untuk Selamatkan Rakyat dan Dilemanya

Selain memperbaiki pertumbuhan ekonomi, rencana relaksasi PSBB untuk menyelamatkan masyarakat.

Menurut Trubus, saat ini banyak sekali masyarakat yang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

"Rakyat mulai mengalami kesulitan luar biasa," kata Trubus.

Meski demikian, dia mengakui pelonggaran PSBB akan memicu gelombang besar kasus virus corona. Sebab, ruang aktivitas masyarakat mulai dibuka dan jarak fisik sulit dibatasi. Potensi penyebaran virus corona semakin terbuka lebar.

"Kalau misalnya pelonggaran-pelonggaran terjadi maka otomatis penyebaran Covid ini mau tidak mau sulit terkendali," pungkas Trubus.

 

Reporter: Titin Supriatin

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya