Polisi Tangkap Terduga Teroris Pemodal Katana Penyerang Polsek Daha Selatan

Awi menyebut, TA mengetahui dan turut merencanakan aksi amaliyah penyerangan Polsek Daha Selatan bersama terduga teroris lainnya berinisial AS.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 08 Jun 2020, 18:01 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2020, 18:01 WIB
Polisi Tangkap Terduga Teroris
Polisi bersenjata lengkap mengawal sejumlah terduga teroris ). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap terduga teroris yang memiliki hubungan dengan pelaku penyerangan Polsek Daha Selatan, Kalimantan Selatan, sekaligus pemasok senjata tajam jenis katana yang identik digunakan para samurai Jepang.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono mrnyampaikan, terduga teroris itu berinisial TA (24). Dia ditangkap di wilayah Laktabat Selatan, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, pada Jumat, 5 Juni 2020 pukul 00.45 Wita.

"TA berperan dalam membentuk tim kecil JAD atau tim amaliyah, memberikan uang Rp 500 ribu untuk pembuatan pedang Samurai, juga telah membaiat anggota JAD Kalsel," tutur Awi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (8/6/2020).

Awi menyebut, TA mengetahui dan turut merencanakan aksi amaliyah penyerangan Polsek Daha Selatan bersama terduga teroris lainnya berinisial AS. TA telah membaiat lima anggota lainnya berinisial MZ, AR, AS, AN, dan MR.

"Berdasarkan hasil penyelidikan dapat disimpulkan bahwa dua orang terduga teroris yang ditangkap atas nama AS dan TA memiliki keterkaitan dengan AR yang melakukan penyerangan Polsek Daha Selatan," kata Awi.

Sebelumnya, Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap seorang terduga teroris di wilayah Baru Gelang, Kusan Hilir, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Dia merupakan otak dari penyerangan Polsek Daha Selatan yang menewaskan seorang anggota polisi.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono menyampaikan, pada Jumat 5 Juni 2020 pukul 07.10 Wita. Terduga teroris tersebut berinisial AS.

"Berdasarkan hasil penyelidikan AS termasuk dalam anggota JAD Kalimantan Selatan," tutur Awi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (8/6/2020).

Menurut Awi, AS berperan memberikan ide kepada tim amaliyah untuk melaksanakan aksi penyerangan dengan target anggota polisi dan kantor polisi. 

"AS mengetahui dan ikut merencanakan aksi amaliyah penyerangan Polsek Daha Selatan dan telah membaiat empat anggota lainnya yakni MZ, N, AR dan AS," jelas Awi.

Tim Densus 88 Antiteror Polri masih mendalami kasus penyerangan di Polsek Daha Selatan, Kalimantan Selatan, yang menewaskan seorang anggota polisi pada Senin 1 Juni 2020.

"Tim Densus 88 masih terus bekerja dan melakukan penyelidikan untuk mengungkap latar belakang dan motif pelakunya," tutur Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (3/6/2020).

Kadiv Humas Polri Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono sebelumnya menyampaikan, pelaku merupakan terduga teroris yang beraksi sendiri alias lone wolf. "Dia adalah lone wolf," kata Argo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa 2 Juni 2020.

Menurut Argo, pelaku membangun cara pandangnya lewat internet. Hingga akhirnya dia nekat melakukan aksinya dengan menyerang petugas di Polsek Daha Selatan.

"Dia mempelajari pengetahuan itu dari internet, belajar sendiri, membaca sendiri, memprediksi sendiri," jelas Argo.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Naikkan Pangkat Korban Polisi Tewas

Ilustrasi Tangkap Teroris 1 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasipenangkapan teroris. (Liputan6.com/M.Iqbal)

Kapolri Jendral Idham Azis telah menaikkan pangkat Brigadir LL, korban meninggal dunia atas insiden penyerangan orang tidak dikenal di Polsek Daha Selatan, Kalimantan Selatan.

"Menaikan pangkat setingkat lebih tinggi kepada korban," tutur Kabid Humas Polda Kalimantan Selatan Kombes Mochamad Rifai dalam keterangannya, Senin 1 Juni 2020.

Menurut Rifai, Kapolri juga memberikan santunan kepada keluarga almarhum. Jajaran Polda Kalimantan Selatan pun telah mengunjungi rumah sakit dan rumah duka Brigadir LL.

"Atas kejadian tersebut Kapolri Jenderal Idham Azis turut berbela sungkawa," kata Rifai.

Peristiwa penyerangan berawal saat proses jaga malam oleh tiga petugas tersebut yang mendadak didatangi orang tidak dikenal yang membawa senjata tajam jenis katana pada 1 Juni 2020 sekitar pukul 02.15 Wita. Bripda Azmi saat itu berada di Ruang Unit Reskrim mendengar keributan di Ruang SPKT.

Saat tiba di lokasi, dia terkejut melihat Brigadir Leonardo sudah mengalami luka bacok senjata tajam. Dia lantas meminta tolong kepada Brigadir Djoman.

Nyatanya, pelaku melihat dua anggota polisi itu dan kembali melakukan penyerangan. Bripda Azmi yang berhasil lolos langsung lari ke Ruang Intel Binmas dan meminta bantuan Polres Hulu Sungai Selatan. Sementara Brigadir Djoman turut menjadi korban penyerangan.

Orang tidak dikenal itu nyatanya bersembunyi di ruangan Unit Reskrim Polsek Daha Selatan. Petugas pun melakukan tindakan tegas lantaran pelaku menolak menyerahkan diri dan tetap melakukan perlawanan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya