Gunung Merapi Mengembung, Berbahaya?

BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 10 Jul 2020, 05:30 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2020, 05:30 WIB
Gunung Merapi Erupsi
Abu tipis terdistribusi di beberapa wilayah sekitar lereng Gunung Merapi. (Foto: Humas BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyebutkan deformasi atau perubahan bentuk tubuh Gunung Merapi yang terjadi saat ini, belum mengubah jarak bahaya yang ditetapkan sebelumnya.

"Rekomendasi jarak bahaya masih sama, yaitu dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida seperti dikutip dari Antara, Kamis (9/7/2020).

Selain itu, kata dia, potensi ancaman bahaya juga masih sama, yakni berupa luncuran awan panas dari runtuhnya kubah lava dan lontaran material akibat erupsi eksplosif.

BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada.

"Hingga hari ini, potensi ancaman bahaya masih di bukaan kawah utama, yaitu di sektor tenggara-selatan (Kali Gendol)," kata dia.

Hanik menjelaskan deformasi berupa penggembungan bentuk Gunung Merapi ditunjukkan dengan adanya pemendekan jarak tunjam dua centimeter dalam kurun satu pekan berdasarkan periode pengamatan 26 Juni-2 Juli 2020.

Pemendekan jarak tunjam itu diukur dengan alat pemantau aktivitas gunung api berupa electronic distance measurement (EDM). Alat itu dioperasikan setiap hari di 10 titik pengukuran sekeliling Gunung Merapi, termasuk dari pos-pos pengamatan.

"Deformasi kurang lebih dua centimeter ini masih kecil dibandingkan dengan deformasi sebelum erupsi tahun 2010," kata dia.

Ia mengatakan jika dihitung sejak 22 Juni hingga 8 Juli 2020, laju deformasi Gunung Merapi kurang lebih 0,5 centimeter per hari.

"Untuk total deformasi sejak tanggal 22 Juni 2020 hingga saat ini sebesar kurang lebih tujuh centimeter," kata Hanik.

Menurut dia, deformasi yang terjadi di tubuh gunung merupakan salah satu tanda adanya magma yang naik ke permukaan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Masyarakat Jangan Khawatir

Namun demikian, ia meminta masyarakat tidak perlu panik karena naik atau keluarnya magma ke permukaan merupakan hal yang biasa terjadi di gunung api aktif.

Ia mengatakan perilaku deformasi Gunung Merapi saat ini lebih mengikuti perilaku deformasi menjelang erupsi 2006.

Demikian juga perilaku erupsi nantinya diperkirakan akan mengikuti perilaku erupsi 2006.

"Satu bulan menjelang erupsi 2006, deformasi terukur sebesar 130 centimeter dari Pos Kaliurang (sektor selatan), dan 20 centimeter dari Pos Babadan (sektor barat laut)," kata Hanik Humaida.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya