Soal Program Organisasi Penggerak, Gerindra Sebut Mendikbud Nadiem Tak Peka Persoalan Rakyat

Habiburokhman menyarankan Nadiem sebaiknya mengalihkan program organisasi penggerak menjadi subsidi pengadaan smartphone untuk siswa.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Jul 2020, 22:19 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2020, 22:19 WIB
Habiburokhman
Ketua Bidang Advokasi DPP Partai Gerindra, Habiburokhman saat memberikan keterangan pers di Kantoor DPP Gerindra, Jakarta, Rabu (8/11/2017). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Politikus Partai Gerindra Habiburokhman menilai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim tidak peka terhadap persolan rakyat. Di saat masyarakat kesusahan akses pembelajaran jarak jauh, Nadiem justru mengeluarkan program kontroversial seperti program organisasi penggerak (POP).

"Saya heran Pak Menteri (Nadiem Makarim) sepertinya tidak peka dengan persoalan rakyat," kata Habiburokhman kepada wartawan, Senin (27/7/2020).

Anggota Komisi III DPR RI ini mengatakan, tidak semua anak memiliki smartphone dan membeli quota selama pembelajaran jarak jauh. Sehingga, Habiburokhman menyarankan Nadiem sebaiknya mengalihkan program organisasi penggerak menjadi subsidi pengadaan smartphone untuk siswa.

"Kalau POP enggak jelas mending subsidi untuk pengadaan smartphone. Saya dengar kalau dirakit di Indonesia harganya bisa seperempat dari harga pasar. Jadi selain membantu siswa, kita juga membantu buruh di Indonesia," kata Habiburokhman.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Setuju Dievaluasi

Namun, Habiburokhman tidak ingin mengusulkan pencopotan terhadap Nadiem. Dia setuju jika program organisasi penggerak ini dievaluasi.

"Soal POP memang perlu evaluasi karena banyak sekali masalah, padahal dana di program itu lebih dari setengah triliun rupiah," kata dia.

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya