Lonjakan Kasus Positif Covid-19 di Jakarta, RS Rujukan dan RSUD Tambah Tempat Tidur

Banjar menyampaikan pihaknya juga akan menambah kapasitas untuk hemodialisa.

oleh Luqman RimadiLiputan6.com diperbarui 01 Sep 2020, 11:50 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2020, 11:49 WIB
FOTO: Antisipasi Penyebaran COVID-19, RSUI Gelar Swab Test Massal
Petugas medis mengenakan alat pelindung diri (APD) saat swab test massal di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Depok, Jawa Barat, Selasa (2/6/2020). Swab test massal untuk mengantisipasi penyebaran virus corona COVID-19 ini dapat memeriksa 180 orang per hari. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta terus merangkak tajam. Rekor baru tercatat pada Minggu, 30 agustus 2020 berjumlah 1.114 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti pun mengamini ada tren peningkatan penggunaan tempat tidur bagi pasien Covid-19. Hingga bulan Agustus, 70 persen tempat tidur sudah terisi.

"Kita sekarang naik hampir 70 persen," kata Widya di Balai Kota, Jumat (28/8/2020).

Direktur Utama RSUD Koja, Ida Bagus Nyoman Banjar menyebutkan dari 165, tersisa 24 tempat tidur yang tersedia. Jumlah tersebut diklasifikasikan kembali untuk ICU, NICU, ruang dengan tekanan negatif.

"Yang kosong-kosong (tempat tidur yang masih tersedia) dari 165 ini, NICU kosong 1, PICU penuh, ruang untuk bayi rawat biasa 4, dewasa 1, HCU 0, ICU 0, isolasi untuk orang yang masih non reaktif tapi ada gejala 1, dan masih ada lagi tapi saya harus cek sistem lagi," kata Banjar kepada merdeka.com, Selasa (1/9/2020).

Ruangan untuk penanganan pasien Covid-19 di RSUD Koja terletak di Blok B. Jika untuk menambah kapasitas, Banjar mengatakan tidak mungkin menggunakan blok baru. Sebab, pasien non Covid-19 masih tetap ditangani rumah sakit. Dan jumlahnya, dikatakan Banjar cukup banyak, sehingga ia mempertimbangkan tidak akan menambah blok baru.

Agar kapasitas tetap meningkat tanpa menambah blok, Banjar mengatakan akan mengatur ulang jarak tempat tidur antar  pasien Covid-19. Selama ini, jarak antar tempat tidur pasien cukup lebar. Jika jarak dipersempit, menurutnya 15 tempat tidur tambahan bisa tertampung.

"Saya akan mencoba untuk mengoptimalkan di 165 ini bisa jadi jaraknya agak dimepetin sedikit sehingga bisa menambah kapasitas misalnya 15 tempat tidur, itu coba kami upayakan," tuturnya.

Selain itu, Banjar menyampaikan pihaknya juga akan menambah kapasitas untuk hemodialisa. Ia menyebut pasien Covid-19 dan memiliki penyakit bawaan gagal ginjal yang dirawat di RSUD Koja jumlahnya cukup banyak. Dua fasilitas hemodialisa yang dimiliki saat ini dikatakan Banjar tidak cukup.

"Kami rencana menambah kapasitas hemodialise karena hemodialise kami cuma punya dua, pasien pasien gagal ginjal yang perlu hemodialisa dengan covid itu meningkat terus," tandasnya.

Selaras dengan Banjar, Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, Mohammad Syahril mengatakan pihaknya akan menambah jumlah tempat tidur bagi pasien Covid-19.

Untuk pasien Covid-19, Syahril menuturkan pihaknya menyediakan 50 tempat tidur, kemudian ditambah 20 tempat tidur. Penambahan itu karena ketersediaan tempat tidur tersisa sedikit. Meski ia menegaskan kapasitas untuk ruang ICU ataupun isolasi dengan tekanan udara negatif tidak pernah penuh.

"Saat ini belum pernah full, masih ada tersisa 2 atau 3 tapi itu kan berputar terus ada yang pulang, masuk, kalau pas penuh berarti dia antrinya di IGD, artinya itu masih bisa teratasi," kata Syahril kepada merdeka.com melalui sambungan telepon.

Dia menuturkan penambahan tempat tidur akan dibagi untuk ICU 10 dan 10 lainnya untuk rawat isolasi.

Ditambahnya jumlah tempat tidur akan secara otomatis bertambah pula Sumber Daya Manusia (SDM) yang dibutuhkan.

Untuk menyikapi itu, Syahril mengaku telah meminta Kementerian Kesehatan mengakomodir kebutuhan RSPI Sulianti Saroso sebagai bentuk antisipasi lonjakan kasus di kemudian hari.

"Kami sekarang sedang menunggu SDM-nya kami sudah minta ke Kementerian Kesehatan ke profesi-profesi, banyak dokter spesialis anestesi, perawat, kita minta jadikan relawan yang nanti ditanggung gajinya oleh pemerintah," tuturnya.

Untuk 20 tempat tidur tambahan, Syahril menyebut pihaknya butuh sekitar 70 SDM.

"Jumlahnya mungkin sekitar 70-an tapi itu macam-macam ada dokte, ada analis, ada perawat, ada sanitarian, dan sebagainya."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Seluruh RS Layani Pasien Covid-19

Petugas Medis Tangani Pasien Virus Corona di Ruang ICU RS Wuhan
Han Yi (belakang), petugas medis dari Provinsi Jiangsu, bekerja di sebuah bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, 22 Februari 2020. Tenaga medis dari seluruh China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit itu. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Syahril juga menuturkan, pasien positif Covid-19 yang dirawat di RSPI Sulianti Saroso hanya pasien dengan gejala sedang-berat dan komorbid.

Untuk pasien dengan gejala ringan atau bahkan tanpa gejala, RSPI akan merujuk ke rumah sakit swasta atau RS darurat Wisma Atlet.

Menurutnya, saat ini seluruh rumah sakit swasta di Jakarta melayani pasien Covid-19. Hal itu sudah terikat dengan kerja sama antar rumah sakit.

"Rumah sakit swasta juga bisa menangani pasien covid. Semua bisa dilimpah ke swasta jadi yang ringan-ringan dulu bisa ke swasta, jangan langsung ke rumah sakit Sulianti, jangan langsung ke rumah sakit Persahabatan karena dia rujukan. Jadi kalau memang dia (gejala) berat dan komorbid silakan tapi kalau dia hanya positif gejala ringan itu bisa di rumah sakit rumah sakit yang bukan rujukan, termasuk di Wisma Atlet," ucap Syahril.

 

Reporter: Yunita Amalia

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya