Limbah Medis Penuhi Sungai Cisadane di Tangerang

Limbah medis tersebut diduga berasal dari rumah sakit di wilayah Tangerang Selatan.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 03 Sep 2020, 07:14 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2020, 07:14 WIB
Sampah medis memenuhi Sungai Cisadane, Kota Tangerang
Sampah medis memenuhi Sungai Cisadane, Kota Tangerang. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Jakarta - Miris. Hamparan Sungai Cisadane dipenuhi dengan sampah medis yang tersangkut di jembatan apung kawasan Bank Sampah Sungai Cisadane (Banksasuci), Kota Tangerang. Diduga, sampah-sampah tersebut berasal dari kawasan Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Sampah medis tersebut diketahui mulai memenuhi Sungai Cisadane di Banksasuci sejak longsornya tempat pembuangan akhir (TPA) Cipeucang di Tangerang Selatan Juni 2020 lalu.

"Pascalongsor (TPA) Cipeucang itu banyak, kira-kira sampai 50-60 buah sampah medis. Jenisnya ada infus, selang infus, suntikan, ada sarung tangan lateks, masker, dan lain-lain," kata Pendiri Banksasuci, Ade Yunus, Rabu (2/9/2020).

Padahal, longsoran TPA Cipeucang sudah berlangsung sejak Juni lalu. Namun sampai hari ini masih ditemukan sampah medis di Banksasuci, seperti jarum suntik, infus dan lainnya walau tidak sebanyak saat TPA Cipeucang longsor.

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Kadis Kesehatan Kota Tangerang, dr Liza Puspadewi. Menurutnya, sampah-sampah medis tersebut bukan berasal dari rumah sakit yang berada di Kota Tangerang.

"Itu dari Tangerang Selatan. (Bangsasuci) Itu kan ujungnya Kota Tangerang, tidak ada rumah sakit kita, " tutur dr Liza.

Liza pun memastikan, sebelum ke Bangsasuci atau hulu Sungai Cisadane, tidak ada rumah sakit yang wilayah administrasinya berada di Kota Tangerang.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Harus Ditangani Cepat

Sampah medis memenuhi Sungai Cisadane, Kota Tangerang
Sampah medis memenuhi Sungai Cisadane, Kota Tangerang. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Sementara itu, bakal calon wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Saraswati Djojohadikusumo, sangat menyesalkan pencemaran tersebut.

“Seharusnya tata kelola limbah medis dijaga dengan sangat hati-hati, terutama di era pandemi yang belum mereda ini. Jangan sampai menjadi alasan baru penularan ke warga Tangsel dan sekitarnya” kata Saraswati.

Menurut Saraswati, penanganan cermat masalah ini harus dilakukan secepatnya, mumpung tingkat pencemaran sungai belum terlalu buruk. Memang limbah medis, terutama dalam masa pandemi ini, menjadi masalah tersendiri.

Tercatat dari Kementerian Kesehatan Indonesia saja mengakui ada 1.480 ton limbah medis Covid-19 diproduksi di seluruh negeri dari Maret hingga Juni. Dan belum ditemukan solusi konkret bagi tempat pembuangan atau pengelolaan limbah medis Covid-19 tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya