Polda Metro Koordinasi ke Disdik Agar Pelajar Ikut Demo Ricuh Dicabut KJP-nya

Polda Metro Jaya akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan, bahwa anak-anak yang ikut aksi demo yang berujung ricuh, dipertimbangkan akan dicabut Kartu Jakarta Pintar (KJP).

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 14 Okt 2020, 16:49 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2020, 16:45 WIB
Para Orang Tua Jemput Pengunjuk Rasa di Polda
Sejumlah orang tua pengunjuk rasa yang menolak UU Cipta Kerja menunggu di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Mereka diamankan petugas Kepolisian karena diduga terlibat kericuhan saat unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja pada Selasa (14/10/2020). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Polda Metro Jaya akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan, bahwa anak-anak yang ikut aksi demo yang berujung ricuh, dipertimbangkan akan dicabut Kartu Jakarta Pintar (KJP).

"Nantinya akan kami koordinasikan," Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus di Polda Metro Jaya, Rabu (14/10/2020).

Selain itu, Polda Metro Jaya juga akan mempertimbangkan agar anak-anak tersebut juga mendapatkan edukasi yang lebih dari sekolahnya.

"Karena kalau kita lihat di lapangan mereka seperti garang sekali. Melempar petugas, merusak fasilitas umum, seperti tidak ada takutnya," kata Yusri.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Sebagian Besar Pelajar

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, pihaknya telah mengamakan 1.377 orang terkait ricuhnya aksi demo menolak RUU Cipta Kerja, Selasa 13 Oktober 2020 kemarin.

Dia menuturkan, sebagian besar yang diamankan dalam aksi demo RUU Cipta Kerja kemarin, adalah pelajar.

"Dari 1.377 orang ini, dievaluasi 75% sampai 80% adalah anak-anak sekolah," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Rabu (14/10/2020).

Dia merinci, setidaknya lebih dari 900 orang masih duduk di sekolah dari tingkatan SMP sampai SMA. Bahkan, ada lima orang di tingkatan Sekolah Dasar (SD) yang ikut demo RUU Cipta Kerja.

"Ada 5 anak SD yang umurnya sekitar 10 tahun. Sisanya pengangguran,dan mahasiswa," ucap dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya