Liputan6.com, Jakarta Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM menyebutkan Gunung Semeru di Jawa Timur, dilaporkan mengeluarkan sinar api. Ketinggian sinar api itu mencapai di kisaran 50 - 100 meter dari puncak Gunung Semeru.
Berdasarkan data pengamatan satu harian pada tanggal 6 Desember 2020, menurut Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM Kasbani, kondisi cuaca pada waktu itu cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah utara, timur laut, timur, selatan dan barat daya. Suhu udara berada di kisaran 22-26 derajat Celcius.
Baca Juga
"Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah putih dengan intensitas tipis, tinggi 50-100 meter dari puncak. Terjadi guguran lava dengan jarak luncur 200-750 meter ke arah Besuk Kobokan," ujar Kasbani dalam keterangan resminya ditulis Bandung, Senin, 7 Desember 2020.
Advertisement
Kasbani mengatakan melalui rekaman seismograf Gunung Semeru mengalami enam kali gempa letusan atau erupsi, 26 kali gempa guguran, tiga kali gempa hembusan. Tercatat pula mengalami delapan kali gempa tremor harmonik, sekali gempa vulkanik dalam, tiga kali gempa tektonik jauh dan sekali gempa getaran banjir.
Kasbani menjelaskan secara umum tingkat aktivitas vulkanologi masih di Level II atau Waspada. Gunung Semeru dengan ketinggian 3.676 meter diatas permukaan laut (mdpl) mengalami erupsi tidak menerus.
"Erupsi ekplosif dan efusif, menghasilkan aliran lava ke arah lereng selatan dan tenggara, serta lontaran batuan pijar di sekitar kawah puncak," kata Kasbani.
Kasbani menegaskan dalam status Level II atau (waspada) agar masyarakat, pengunjung, wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 1 Kilometer dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru dan jarak 4 Kilometer arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Waspada Awan Panas dan Guguran Lava
Serta lanjut Kasbani, masyarakat diminta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.
"Masyarakat menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi. Perlu diwaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan," tutur Kasbani.
Masyarakat juga agar mewaspadai ancaman lahar di alur sungai atau lembah yang berhulu di Gunung Api Semeru, mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk.
Untuk kode keselamatn jalur penerbangan atau Volcano Observatory Notice for Aviation (Vona) belum terjadi perubahan, terakhir terkirim kode warna oranye terbit pada tanggal 5 Desember 2020, pukul 23.28 WIB.
"Pada waktu itu abu vulkanik teramati dengan ketinggian 4.676 meter di atas permukaan laut atau sekitar 1.000 m di atas puncak," ucap Kasbani.
Advertisement