Warna-Warni Pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 di Tengah Pandemi Covid-19

Tak hanya penerapan ketat protokol kesehatan, acara pemungutan suara dalam Pilkada Serentak 2020 juga diwarnai cuaca ekstrem hingga menggangu jalannya pencoblosan.

oleh Maria FloraLiputan6.com diperbarui 09 Des 2020, 17:09 WIB
Diterbitkan 09 Des 2020, 17:08 WIB
Hari H pencoblosan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Makassar disambut dengan badai disertai hujan deras.
Hari H pencoblosan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Makassar disambut dengan badai disertai hujan deras.

Liputan6.com, Jakarta Pandemi Covid-19 tak menjadi penghalang bagi masyarakat Indonesia turut aktif memberikan hak pilihnya di pesta demokrasi kali ini. Hal tersebut dibuktikan dengan antuasiasme warga di Pemilihan Kepala Daearah (Pilkada) Serentak, Rabu, (9/12/2020). 

Meski partisipasi terbilang tinggi, untuk mencegah muculnya klaster baru dalam Pilkada Serentak, segala macam cara dilakukan pemerintah. Salah satunya menjemput bola suara para pasien Covid-19 di sejumlah rumah sakit atau mereka yang tengah isolasi mandiri.

Salah satunya seperti yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Tasikmalaya. 

"Nanti petugas mendatangi rumah itu dan disaksikan oleh TPS dan pengawas TPS," kata Komisioner KPUD Tasikmaya, Divisi Hukum Fachrudin. 

Tak hanya itu, penerapan protokol kesehatan pun juga diterapkan dengan ketat saat pemungutan suara berlangsung. Seperti yang dilakukan di TPS Jatimulya, Depok. Selain mencuci tangan dan mengukur suhu tubuh warga, petugas KPPS menyiapkan bilik khusus bagi mereka yang bersuhu tubuh di atas 37 derajat Celcius.

Faktor cuaca ekstrem bahkan sempat mewarnai proses pencoblosan suara di sejumlah wilayah. Seperti di Sukabumi, Jawa Barat. Beberapa lokasi tempat pemungutan suara (TPS) harus dipindahkan karena diterjang angin puting beliung.

Berikut sejumlah hal menarik terkait pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 yang digelar di tengah pandemi Covid-19: 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Jemput Pemilih yang Terpapar Covid-19

Dalam mengantisipasi adanya klaster baru, Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Tasikmalaya, Jawa Barat menyiapkan petugas khusus yang disiapkan untuk menjemput calon pemilih yang terdeteksi positif Covid-19.

Komisioner KPUD Tasikmaya, Divisi Hukum Fachrudin, mengatakan, setelah melakukan monitoring di sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS), pelaksanaan pencoblosan pilkada Tasikmalaya berlangsung lancar.

Ia menambahkan, bahwa petugas KPPS telah menyiapkan sejumlah protokoker kesehatan (prokes), termasuk para calon pemilih yang datang, telah mematuhi prokes kesehatan.

"Kami bersama forkopimda memastikan pelaksanaan pemungutan sudah menerapkan prokes," ujarnya di TPS 09 Cipakat, Kecamatan Singaparna, Rabu (9/12/2020).

 

Jemput Bola Suara Pemilih yang Terkonirmasi Covid-19

Kemudian ia menuturkan, bagi pasien yang terjangkit positif Covid-19, pihak KPUD Tasikmalaya akan melakukan jemput bola dengan terlebih dahulu melakukan konfirmasi kesiapan melalui video conference, terhadap calon pemilih.

"Nanti petugas mendatangi rumah itu dan disaksikan oleh TPS dan pengawas TPS," ujar dia.

Sementara bagi mereka yang kesulitan, calon pemilih bisa mewakilkan kepada pihak keluarganya untuk memberikan hak pilihnya.

"Nanti saat pemilihannya diwakilkan oleh keluarganya, dengan catatan tidak boleh serumah dengan pasien positif yang isolasi," kata dia.

 

 

Diterpa Puting Beliung, Tenda TPS di Kabupaten Sukabumi Roboh

Sejumlah TPS pada Pilkada 2020 di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, terpaksa dipindahkan akibat tenda untuk pencoblosan surat suara roboh diterjang puting beliung, Selasa, 8 Desember 2020 sore.

Ketua KPU Kabupaten Sukabumi Ferry Gustaman mengatakan, TPS Pilkada 2020 yang dipindah ke sekolah berada di wilayah selatan Sukabumi.

Namun demikian, sampai dengan saat ini KPU Sukabumi mengaku belum menerima laporan dari petugas PPK maupun PPS terkait jumlah total TPS yang dipindah.

"Sampai sekarang saya belum menerima laporan berapa TPS yang dipindahkan, karena jaringan seluler ikut mati akibat listrik padam," kata Ferry saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (9/12/2020).

Ferry mengatakan, dirinya menerima informasi tersebut pada Selasa malam, bahwa telah terjadi hujan deras dan puting beliung di daerah Sukabumi bagian selatan.

Angin kencang juga menyebabkan sejumlah pohon tumbang dan menimpa tiang listrik sehingga terjadi pemadaman oleh pihak PLN.

"Terakhir dapat informasi dari sana jam 9 malam. Sampai sekarang masih putus kontak karena ga ada sinyal," kata Ferry.

 

 

Hujan Badai Sambut Pencoblosan di Pilkada Makassar

Jelang pencoblosan, daerah Makassar juga di guyur hujan badai. Meski begitu, masyarakat tetap bersemangat berbondong-bondong menuju Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk mendukung paslon jagoannya. Seperti yang terlihat di TPS 6 Jalan Onta Lama, Kelurahan Mamajang Luar, Kecamatan Mamajang.

"Mau apalagi memang sudah musim hujan. Bukan halangan bagi kami memanfaatkan momen tahunan ini," kata Iwan, warga setempat, Rabu (9/12/2020).

Menurut Iwan, hujan merupakan berkah di momen pelaksanaan Pilkada Makassar tahun ini meski diketahuinya situasi politik cukup memanas.

"Saya kira itu hal yang biasa mewarnai momen Pilkada Makassar. Yang jelas sampai detik ini situasi kamtimbas masih berjalan kondusif dan antusias masyarakat cukup tinggi untuk datang ke TPS," tutur Iwan.

Selain itu, Iwan juga berharap Pilkada Makassar tahun ini bisa berjalan sesuai harapan dan pemimpin yang terpilih nantinya bisa menjalankan amanah rakyat dengan baik ke depannya.

"Itu harapan kita semuanya," Iwan menandaskan.

Pilkada Papua Bakal Ditunda?

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pramono Ubaid Tanthowi mengatakan terdapat sejumlah kendala pendistribusian logistik terkait pelaksanaan Pilkada Papua.

Menurutnya salah satu lokasi yang mengalami kendala yakni di distrik Kabupaten Yalimo. Sebab terdapat sejumlah pengepungan aksi penolakan.

"Karena ada aksi pengepungan oleh masa untuk menolak distribusi logistik. Karena mereka menuntut agar di distrik itu dilakukan pilkada adanya dengan cara noken," kata Pramono dalam video YouTube KPU RI, Rabu (9/12/2020).

Menurut dia, berdasarkan peraturan yang ada di Kabupaten Yalimo pemilihan harus dilakukan dengan menggunakan surat suara. Permasalahan itu kata Pramono belum terselesaikan hingga pagi tadi.

"Sampai tadi pagi persoalan ini belum bisa diatasi kemungkinan akan dilakukan pilkada susulan," ucapnya.

Ada pula yakni permasalahan di Kabupaten Yahukimo. Pramono mengatakan hingga tadi pagi 43 dari 51 distrik logistik pilkada sudah terdistribusi. Sedangkan, 50 distrik tersebut masih menggunakan pemungutan suara menggunakan metode noken.

Ketatnya Penerapan Protokol Kesehatan di TPS Jatimulya

Pantauan di lapangan, sebuah tenda besar biru berdiri tegak di halaman SDIT Uswatun Hasanah, Jalan Arridho No 166 RT 01/04 Jatimulya Cilodong Depok. Bilik suara dan kursi tersedia di dalamnya. Sementara di luar tenda, terdapat wastafel portabel yang dilengkapi dengan sabun dan tisu.

Ketua KPPS betul-betul memperhatikan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Pemilih Pilkada Depok yang sudah datang dan ingin menggunakan hak suaranya diarahkan terlebih dahulu untuk mencuci tangan.

Kemudian, salah seorang panitia mengukur suhu tubuh calon pemilih dengan alat thermo gun.

Jika pemegang hak suara memiliki suhu tubuh di atas 37 derajat celcius akan dituntun menuju ke bilik khusus. Sementara, jika di bawah 37 derajat Celcius pemilik diizinkan untuk memasuki bilik umum. Pemilih pun diberikan saru tangan plastik.

Di dalam tenda, pemilih melaporkan kehadiran meja pendaftaran untuk menyerahkan surat undangan. Kemudian, menunggu panggilan untuk mengambil surat suara. Sewaktu menunggu pun, antar pemilih diberi jarak satu meter.

Ketua KPPS TPS 14 Jatimulya, Rahmat Hidayat menerangkan, panitia Pilkada Depok menjaga seluruh pemilih yang datang untuk tetap memperhatikan protokol kesehatan.

 

(Fifiyanthi Abdurahman)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya