Liputan6.com, Jakarta - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau Risma menyatakan, pihaknya terlibat dalam pemberian trauma healing khususnya bagi keluarga korban pesawat jatuh Sriwijaya Air SJ 182 tujuan Jakarta-Pontianak.
"Dari awal saat dengar kabar kejadian tersebut, langsung saya tugaskan untuk trauma healing. Baik itu di sini (Bandara Soetta) atau di Priok, tapi lebih di Pontianak," kata Risma di Posko Crisis Center Sriwijaya SJ 182, di Terminal 2D Kedatangan Bandara Internasional Soekarno Hatta, Senin (11/1/2021).
Baca Juga
Risma menjelaskan, Kemensos lebih fokus untuk mendatangi keluarga korban. Hal tersebut untuk pendampingan keluarga, ataupun ada hal-hal yang bakal dipertanyakan keluarga tentang kejadian kecelakaan naas tersebut.
Advertisement
"Di Hotel Mercure juga ada untuk mendampingi psikoterapi keluarga," kata Menteri Risma.
Menteri Risma mendatangi Posko Crisis Center di Terminal 2D Kedatangan Bandara Internasional Soekarno Hatta.
Risma langsung melihat kondisi crisis center dan berdiskusi dengan pemangku kepentingan di sana. Seperti dari PT Angkasa Pura II, Jasa Raharja, Maskapai Sriwijaya Air, dan lainnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tim DVI Terima 40 Sampel DNA Keluarga Korban Kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182
Sementara itu, Polri menyatakan, Tim Disaster Victim Identification (DVI) telah menerima 40 sampel deoxyribonucleic acid (DNA) dari para keluarga korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hingga Senin pagi (11/1/2021),
"Dapat kami sampaikan, sampai jam 09.00 WIB tadi, tim DVI telah mendapat 40 sampel DNA," kata Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Rusdi Hartono dalam konferensi pers di RS Polri, Jakarta, Senin (11/1/2021).
Rusdi menuturkan, sebagian besar sampel keluarga korban jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 didapat dari Pontianak, Kalimantan Barat. Sementara 14 sampel didapat di Rumah Sakit Polri, Jakarta.
"14 sampel itu kita dapatkan di RS Polri, kemudian 24 sampel kita dapatkan dari Pontianak, kemudian satu sampel dari Jawa Timur, kemudian satu sampel dari Sumatera Selatan sampai saat ini berjumlah 40 sampel DNA yang telah diterima oleh Tim DVI," papar Rusdi.
Rusdi menerangkan, sampel antemortem dari keluarga korban Sriwijaya Air itu nantinya akan dicocokkan dengan sampel dari bagian tubuh korban yang telah didapatkan atau data posmortem korban.
"Ini kegiatan pengumpulan data antemortem, yang kedua adalah pengumpulan data posmortem, yaitu data-data fisik yang didapat melalui personal identification oleh tim DVI, setelah korban meninggal dunia, data-data tersebut antara lain sidik jari, golongan darah, ciri-ciri korban secara spesifik, konstruksi gigi geligi dan lain sebagainya," kata dia.
Advertisement