Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan belasungkawa kepada korban meninggal dunia bencana gempa bumi yang melanda beberapa daerah di Sulawesi Barat. Dia memerintahkan jajarannya untuk segera melakukan upaya tanggap darurat.
Instruksi ini ditujukan kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Kepala Basarnas Marsdya Bagus Puruhito, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kapolri Jenderal Idham Azis.
Baca Juga
"Segera melakukan langkah-langkah tanggap darurat, mencari dan menemukan korban serta melakukan perawatan kepada korban yang luka-luka," jelas Jokowi melalui Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (15/1/2021).
Advertisement
Dia juga meminta masyarakat tidak panik terkait bencana gempa bumi di Sulawesi Barat. Jokowi mengingatkan masyarakat untuk tetap mengikuti petunjuk yang diberikan petugas
"Saya juga minta kepada masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti petunjuk-petunjuk yang disampaikan oleh petugas di lapangan," kata Jokowi.
Jokowi telah memerintahkan Kepala BNPB Doni Monardo dan Mensos Risma ke lokasi gempa yang melanda beberapa daerah di Sulawesi Barat. Doni Monardo juga telah mengerahkan empat helikopter ke lokasi gempa.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
8 Warga Meninggal dan 600 Warga Terluka
BPBD Kabupaten Majene, Sulawesi Barat menyampaikan, 8 warga meninggal dunia dan lebih dari enam ratus menderita luka-luka.
BPBD setempat disebut masih terus melakukan upaya penanganan darurat dan memutakhirkan data dampak pascagempa Magnitudo 6,2 yang terjadi pada Jumat (15/1/2021) pukul 01.28 WIB atau 02.28 waktu setempat.
Berdasar data Pusat Pengendali Operasi BNPB per 15 Januari 2021, pukul 11.10 WIB, mencatat sekitar 637 warga mengalami luka-luka dan 15.000 lainnya mengungsi di Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat.
"BPBD setempat terus melakukan pendataan dan kaji cepat di lapangan. Sedangkan kerusakan bangunan di Kabupaten ini mencakup 62 unit rumah rusak, 1 unit puskesmas rusak berat, 1 kantor danramil Maluda rusak berat, jaringan listrik padam, komunikasi selular tidak stabil dan longsor 3 titik sepanjang jalan poros Majene – Mamuju," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, Jumat (15/1/2021).
Sedangkan pada Kabupaten Mamuju, kata Raditya, BPBD setempat menginformasikan kerusakan berat (RB) antara lain Hotel Maleo, kantor Gubernur Sulawesi Barat dan sebuah mini market. Jaringan listrik dan komunikasi selular juga terganggu di wilayah Mamuju.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, gempa yang terjadi di Majene, Sulawesi Barat pada Jumat (15/1/2021) dipicu oleh sesar naik Mamuju atau Mamuju Thrust. Pemicu gempa ini sama dengan gempa magnitudo 6,9 pada tahun 1969 lalu di Majene.
"Sebenenarnya gempa saat ini terkait dengan pengulangan gempa yang terjadi di wilayah sama. Gempa memiliki mekanisme pergerakan naik, mirip dengan tahun 1969 di Majene juga," kata Daryono saat konferensi pers virtual BMKG, Jumat (15/1/2021).
Daryono menceritakan, pada 23 Februari 1969 lalu, gempa yang sama mengguncang Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Dampak dari gempa yang mengguncang 4 desa di Majene ini cukup dahsyat. Daryono mengatakan, 64 orang meninggal dunia, 97 orang luka-luka, dan 1.287 rumah rusak.
"Sumber gempanya sama, saat itu magnitudo 6,9 di Pantai Barat Sulawesi. Kedalamannya 13 meter sehingga memicu gempa besar dan timbul tsunami 4 meter di Pelatting dan 1,5 meter di Parasanga dan Palili. Dermaga, pelabuhan juga rusak semua," ujarnya.
Advertisement