Update Selasa 2 Februari 2021: Positif Covid-19 Ada 1.099.687, Sembuh 896.530, Meninggal 30.581

Data update pasien Covid-19 ini tercatat sejak Senin, 1 Februari 2021 pukul 14.00 WIB hingga hari ini pukul 14.00 WIB.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 02 Feb 2021, 16:54 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2021, 16:35 WIB
covid-19
ilustrasi covid-19/copyright by Jarun Ontakrai (Shutterstock)

Liputan6.com, Jakarta - Berdasarkan data Satuan Tugas atau Satgas Penanganan Covid-19, angka kasus Corona di Indonesia masih terus bertambah.

Ada penambahan 10.379 orang pada hari ini, Selasa (2/2/2021) yang dinyatakan positif terinfeksi virus Corona Covid-19.

Sehingga, total akumulatifnya terdapat 1.099.687 orang sampai saat ini di Indonesia yang terkonfirmasi positif Corona Covid-19.

Untuk kasus sembuh bertambah 12.848 orang pada hari ini. Jadi total akumulatif di Indonesia hingga kini ada 896.530 pasien Corona Covid-19 sudah berhasil sembuh dan dinyatakan negatif.

Sedangkan kasus meninggal dunia pada hari ini terdapat penambahan 304 orang. Total akumulatifnya di Indonesia ada 30.581 pasien meninggal dunia akibat Corona Covid-19 di Indonesia sampai saat ini.

Data update pasien Covid-19 ini tercatat sejak Senin, 1 Februari 2021 pukul 14.00 WIB hingga hari ini pukul 14.00 WIB.

 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bio Farma Ubah Nama Vaksin Covid-19

Penyuntikan Vaksin COVID-19 Dosis Kedua untuk Tenaga Medis di RS JatiSampurna
Petugas vaksinator menunujukkan vaksin CoronaVac dari SinoVac di Rumah Sakit JatiSampurna, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (28/01/2021). Rumah Sakit JatiSampurna melakukan Penyuntikan dosis kedua vaksin COVID-19 untuk para tenaga medis dan tenaga kesehatan yang bertugas. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Juru Bicara PT Bio Farma, Bambang Heriyanto, mengatakan kemasan vaksin produksi Bio Farma akan diberi nama Covid-19 Vaccine. Berbeda dengan kemasan CoronaVac yang diimpor dari Sinovac dan didistribusikan sebelumnya.

"Kemasan vaksin kali ini akan diberi nama Covid-19 Vaccine, ini memiliki kemasan berbeda dengan vaksin yang sebelumnya didistribusikan yaitu CoronaVac," kata Bambang di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Selasa (2/2/2021).

Dijelaskannya, kemasan vaksin CoronaVac sebelumnya yang sebanyak tiga juta dikemas dalam single dose atau dosis tunggal. Satu vial berisi satu dosis, lalu dikemas dalam satu dus berisi 40 vial, sehingga satu dus berisi 40 dosis.

Sementara vaksin Covid-19 yang saat ini akan diproses di Bio Farma, akan dikemas dalam multi dose. Satu vial berisi 10 dosis, dan dalam satu dus akan dikemas dalam 10 vial. Sehingga satu dus berisi 100 dosis.

"Demikian perbedaan kemasan ini, tapi tidak membedakan kualitas dari vaksin Covid-19 tersebut," kata Bambang.

Bio Farma tengah mempercepat pengiriman bahan baku vaksin Covid-19 dari Sinovac. Total akan ada sebanyak 140 juta dosis bahan baku vaksin. Pengiriman dilakukan secara bertahap dengan target awal selesia pada November 2021, tapi ternyata bisa dipercepat pada Juli 2021.

"Pengirimannya akan dilakukan bertahap hingga Juli 2021. Sebelumnya direncanakan November, ini ada percepatan menjadi Juli," tutur Bambang.

 

Perjalanan Kasus Corona di Indonesia

Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)
Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)

Kasus infeksi virus Corona pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China Desember 2009. Dari kasus tersebut, virus bergerak cepat dan menjangkiti ribuan orang, tidak hanya di China tapi juga di luar negara tirai bambu tersebut.

2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Pengumuman dilakukan di Veranda Istana Merdeka.

Ada dua suspect yang terinfeksi Corona, keduanya adalah seorang ibu dan anak perempuannya. Mereka dirawat intensif di Rumah Sakit Penyakit Infeksi atau RSPI Prof Dr Sulianti Saroso, Jakarta Utara.

Kontak tracing dengan pasien Corona pun dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan lebih luas. Dari hasil penelurusan, pasien positif Covid-19 terus meningkat.

Sepekan kemudian, kasus kematian akibat Covid-19 pertama kali dilaporkan pada 11 Maret 2020. Pasien merupakan seorang warga negara asing (WNA) yang termasuk pada kategori imported case virus Corona. Pengumuman disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Urusan Virus Corona, Achmad Yurianto, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat

Yurianto mengatakan, pasien positif Covid-19 tersebut adalah perempuan berusia 53 tahun. Pasien tersebut masuk rumah sakit dalam keadaan sakit berat dan ada faktor penyakit mendahului di antaranya diabetes, hipertensi, hipertiroid, dan penyakit paru obstruksi menahun yang sudah cukup lama diderita.

Jumat 13 Maret 2020, Yurianto menyatakan pasien nomor 01 dan 03 sembuh dari Covid-19. Mereka sudah dibolehkan pulang dan meninggalkan ruang isolasi.

Pemerintah kemudian melakukan upaya-upaya penanganan Covid-19 yang penyebarannya kian meluas. Di antaranya dengan mengeluarkan sejumlah aturan guna menekan angka penyebaran virus Corona atau Covid-19. Aturan-aturan itu dikeluarkan baik dalam bentuk peraturan presiden (perpres), peraturan pemerintah (PP) hingga keputusan presiden (keppres)

Salah satunya Keppres Nomor 7 tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Keppres ini diteken Jokowi pada Jumat, 13 Maret 2020. Gugus Tugas yang saat ini diketuai oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo ini dibentuk dalam rangka menangani penyebaran virus Corona.

Gugus Tugas memiliki sejumlah tugas antara lain, melaksanakan rencana operasional percepatan penanangan virus Corona, mengkoordinasikan serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan virus Corona.

Sementara itu, status keadaan tertentu darurat penanganan virus Corona di Tanah Air ternyata telah diberlakukan sejak 28 Januari sampai 28 Februari 2020. Status ditetapkan pada saat rapat koordinasi di Kementerian Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) saat membahas kepulangan WNI di Wuhan, China.

Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo menjelaskan, karena skala makin besar dan Presiden memerintahkan percepatan, maka diperpanjang dari 29 Februari sampai 29 Mei 2020. Sebab, daerah-daerah di tanah air belum ada yang menetapkan status darurat Covid-9 di wilayah masing-masing.

Agus Wibowo menjelaskan jika daerah sudah menetapkan status keadaan darurat, maka status keadaan tertentu darurat yang dikeluarkan BNPB tidak berlaku lagi.

Penanganan kasus virus corona (Covid 19) pun semakin intens dilakukan. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mereduksi sekaligus memberikan pengobatan terhadap mereka yang terpapar Covid-19.

Berdasarkan situs covid19.go.id, sebanyak 140 rumah sakit di Tanah Air dijadikan rujukan untuk penanganan pasien Covid-19. Ada pula sejumlah tempat yang dijadikan rumah sakit darurat.

Salah satunya, pemerintah resmi menjadikan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, sebagai rumah sakit darurat untuk pasien Covid 19. Peresmian dilakukan langsung oleh Presiden Jokowi, Senin 23 Maret 2020. Begitu dibuka, Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran langsung menerima pasien.

Ada pula Rumah Sakit Darurat di Pulau Galang, Kepulauan Riau. Pulau tersebut dulunya merupakan tempat penampungan warga Vietnam. Tempat tersebut telah dirapikan dan bisa menampung 460 pasien. Sejumlah tempat milik pemerintah lainnya juga dijadikan tempat isolasi pasien yang terpapar Covid-19.

Orang Tak Divaksin 3 Kali Lebih Berisiko Terpapar Covid-19

Infografis Orang Tak Divaksin 3 Kali Lebih Berisiko Terpapar Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Orang Tak Divaksin 3 Kali Lebih Berisiko Terpapar Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya