Demokrat: Respons Moeldoko Sesuai Prediksi, Nervous dan Gugup

Atas pembelaan Moeldoko tersebut, Partai Demokrat pun memberi tanggapan.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 03 Feb 2021, 08:21 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2021, 08:21 WIB
THUMBNAIL DEMOKRAT
THUMBNAIL DEMOKRAT

Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrat memberi penjelasan usai ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkap soal kudeta. Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengatakan, AHY tidak menyebutkan nama dari pihak pemerintah yang dituding terlibat.

"Karena mengedepankan asas praduga tak bersalah, dan menunggu proses konfirmasi. Tadi malam, sebagaimana yang kita saksikan bersama, kita sudah mendengar langsung penjelasan dari KSP Moeldoko sendiri," kata Herzaky dalam keterangannya, Jakarta, Rabu (3/2/2021).

Herzaky menyebut respons Moeldoko sudah terprediksi. Menurut dia, Moeldoko sendiri lah yang mengaku dikaitkan dalam gerakan kudeta Demokrat.

"Responsnya nervous, gugup, dilihat dari gerakan tangan dan beberapa kali KSP Moeldoko menyebut gua gue," ujar Herzaky.

Atas pembelaan Moeldoko tersebut, Partai Demokrat pun memberi tanggapan.

Pertama, lanjut Herzaky, pertemuan antara KSP Moeldoko dan beberapa kader Demokrat, tidak dilakukan di rumah, melainkan di luar rumah.

"Kedua, kedatangan kader Demokrat dari daerah ke Jakarta dilakukan secara terstruktur dan sistematis oleh para pelaku gerakan. Ada yang mengundang, membiayai tiket pesawat, menjemput di bandara, membiayai penginapan, termasuk konsumsi," tutur Herzaky.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sulit Dipahami

Ketiga, lanjut Herzaky, pengakuan KSP Moeldoko soal tak mengerti konteks pembicaraan dalam pertemuan tersebut sulit dipahami. Dia mengatakan, jelas, pertemuan itu untuk mengusung Moeldoko sebagai calon Presiden 2024.

"Berdasarkan keterangan yang kami miliki, pembahasan utama yang disampaikan oleh pelaku gerakan dalam pertemuan itu adalah rencana mengusung KSP Moeldoko sebagai calon Presiden 2024. Untuk memuluskan rencana itu, para pelaku gerakan mempersiapkan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat, melalui proses Kongres Luar Biasa," kata Herzaky.

Keempat, proses pengiriman surat AHY kepada Presiden Jokowi, merupakan buah dari komitmen dan kesepakatan antara kedua belah pihak.

"Untuk saling menjaga hubungan baik dan komunikasi yang lancar," ujar Herzaky.

Awal Mula Nama Moeldoko Muncul

Sebelumnya, nama Moeldoko muncul dari Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra.

Dia mengungkap sosok di balik lingkaran Presiden Joko Widodo yang diduga ingin mengkudeta Agus Yudhoyono dari kursi ketua umum Partai Demokrat. Menurut Herzaky, sosok tersebut adalah Moeldoko yang kini menjabat sebagai kepala staf kepresidenan (KSP).

"Berdasarkan pengakuan, kesaksian, dari BAP sejumlah pimpinan tingkat pusat maupun daerah Partai Demokrat yang kami dapatkan, mereka dipertemukan langsung dengan KSP Moeldoko," tulis Herzaky dalam siaran pers resmi diterima, Senin (1/2/2021).

Herzaky melanjutkan, hal itu dilakukan Moeldoko untuk maju ke dalam kontestasi pencalonan presiden 2024. Karenanya, dia menegaskan terungkapnya nama terkait bukan soal perseteruan antar partai Demokrat dengan partai lainnya.

"Moeldoko yang ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat secara inkonstitusional untuk kepentingan pencapresan 2024," jelas Herzaky.

"Ini bukan soal Demokrat melawan Istana, atau Biru melawan Merah. Ini soal penyalahgunaan kekuasaan dengan mencatut nama Presiden," tegas dia.

Bantahan Moeldoko

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko membantah tudingan ingin mengambil alih kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Partai Demokrat. Moeldoko menduga tudingan tersebut muncul setelah beredarnya foto-foto dirinya bersama sejumlah orang.

"Munculah isu dan seterusnya mungkin dasarnya foto-foto ya, ada dari Indonesia Timur dari mana-mana datang ke sini kan ingin foto sama gue, sama saya. Ya terima saja, apa susahnnya," ujar Moeldoko dalam konferensi pers virtual, Senin (1/2/2021).

Dia mengatakan selalu terbuka kepada tamu-tamu yang ingin bertemu termasuk ketika di rumah. Dia tak menyebutkan siapa saja tamu yang datang, namun mereka menceritakan soal persoalan di Partai Demokrat.

"Secara bergelombang mereka datang berbondong-bondong ya kita terima. Konteksnya apa saya juga enggak ngerti," ucapnya.

"Berikutnya curhat tentang situasi yang dihadapi, ya gue dengerin aja, gitu. Berikutnya yaudah dengerin aja," sambung Moeldoko.

Dari sanalah, dia menilai isu dirinya ingin mengambilalih Parti Demokrat muncul. Moeldoko mengaku tak mau ambil pusing dengan isu kudeta tersebut.

"Kalau itu menjadi persoalan yang digunjingkan itu ya silakan saja. Saya tidak keberatan," kata dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya