Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada Selasa, 22 Februari 2021 berkunjung ke Nusa Tenggara Timur (NTT). Namun saat berada di sana, kedatangannya menyebabkan kerumunan massa.
Hal tersebut diketahui dari video viral yang beredar. Sebuah video berdurasi 30 detik memperlihatkan kerumunan massa yang menyambut kedatangan Jokowi.
Baca Juga
Dalam video itu, Jokowi tampak berada di mobil bewarna hitam yang dikerubungi oleh warga. Saat itu Jokowi keluar dari sunroof mobil dan melambaikan tangan ke masyarakat.
Advertisement
Pihak Istana Kepresidenan membenarkan video yang diambil di Maumere NTT tersebut. Kala itu, Jokowi dan rombongan hendak melanjutkan agenda kunjungan kerja ke Kabupaten Sikka untuk meresmikan Bendungan Napun Gete.
"Saat dalam perjalanan, masyarakat sudah menunggu rangkaian di pinggir jalan. Saat rangkaian melambat masyarakat maju ke tengah jalan sehingga membuat iring-iringan berhenti," ujar Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin kepada wartawan, Selasa 23 Februari 2021.
Kemudian, dalam video terlihat Jokowi juga tampak membagi-bagikan beberapa kaos hingga masker kepada masyarakat.
Bey menyebut, tindakan Jokowi tersebut merupakan bentuk spontanitas untuk menghargai antusiasme masyarakat yang telah menunggu kedatangannya. Namun, Jokowi tetap mengingatkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan.
Berikut 5 hal terkait kunjungan Jokowi ke Sikka, NTT yang menyebabkan kerumunan massa dihimpun Liputan6.com:
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Video Viral Perlihatkan Kerumunan
Sebuah video berdurasi 30 detik memperlihatkan kerumunan massa yang menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada Selasa 22 Februari 2021 di Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam video itu, Jokowi tampak berada di mobil bewarna hitam yang dikerubungi oleh warga.
Jokowi yang mengenakan kemeja putih dan masker hitam tampak keluar dari sunroof mobil dan melambaikan tangan ke masyarakat.
Warga pun mendadak sontak berteriak dan beberapa sibuk mengambil gambar Jokowi tanpa adanya jaga jarak.
Sesekali, dia menunjuk ke arah masker yang dikenakannya seakan-akan mengingatkan masyarakat untuk memakai masker. Di tengah masyarakat yang tengah berkerumun, Jokowi pun sempat membagi-bagikan kaus.
Â
Advertisement
Pihak Istana Membenarkan
Pihak Istana Kepresidenan membenarkan video yang diambil di Maumere NTT tersebut. Kala itu, Jokowi dan rombongan hendak melanjutkan agenda kunjungan kerja ke Kabupaten Sikka untuk meresmikan Bendungan Napun Gete.
"Saat dalam perjalanan, masyarakat sudah menunggu rangkaian di pinggir jalan. Saat rangkaian melambat masyarakat maju ke tengah jalan sehingga membuat iring-iringan berhenti," ujar Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin kepada wartawan, Selasa 23 Februari 2021.
Menurut dia, hal tersebut merupakan aksi spontanitas dan antusiasme masyarakat untuk menyambut kedatangan Jokowi.
Bey menyebut Presiden tetap mengingatkan masyarakat untuk tetap memakai masker dari sunroof mobil.
"Kebetulan mobil yang digunakan Presiden atapnya dapat dibuka, sehingga Presiden dapat menyapa masyarakat, sekaligus mengingatkan penggunaan masker," terang Bey.
Â
Jokowi Tetap Ingatkan Protokol Kesehatan
Terkait suvenir yang dibagi-bagikan Jokowi kepada masyarakat, Bey menuturkan bahwa hal itu bentuk spontanitas.
Menurut Bey, Jokowi menghargai warga yang antusias bertemu dengannya.
"Itu spontanitas Presiden untuk menghargai antusiasme masyarakat, suvenirnya itu buku, kaus, dan masker. Tapi poinnya, Presiden tetap mengingatkan warga tetap taati protokol kesehatan," jelas Bey.
Â
Advertisement
PDIP Angkat Bicara
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ruhut Sitompul meminta semua pihak untuk tidak lagi menjadikan kerumunan masyarakat yang mendekati mobil Presiden Jokowi di NTT sebagai polemik. Menurutnya, kedatangan warga bukan karena diundang.
"Jadi ya rasa cinta mereka kepada Presiden. Tapi itulah rasa mereka yang datang, Presidennya yang sangat santun dan rendah hati, mereka mau lihat," ujar Ruhut Sitompul kepada wartawan, Rabu, 24 Februari 2021.
Ruhut pun mengaku belum lama ini dari NTT. Selain zona hijau, Ruhut mengungkapkan bahwa masyarakat daerah itu patuh protokol kesehatan.
"Di manapun mereka selalu pakai masker," tuturnya.
Dia juga menjelaskan bahwa kunjungan kerja Presiden ke NTT sangat bermanfaat bagi masyarakat di sana.
"Itu kan bapak presiden dalam rangka melaksanakan kegiatan berkaitan dengan yang kita tahu masalah pertanian untuk membantu kesejahteraan masyarakat di NTT, supaya pembangunan semakin baik," pungkas dia.
Â
Saran Epidemiolog
Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman menyarankan Presiden Joko Widodo atau Jokowi menghentikan kegiatan yang bisa menimbulkan kerumunan massa ketika pandemi Covid-19. Seperti ketika kunjungan kerja Jokowi ke NTT.
Pejabat negara baik di pusat dan daerah harus menjadi contoh agar penyebaran Covid-19 terkendali. Sehingga kegiatan kunjungan kerja yang bisa menimbulkan keramaian sebaiknya dihindari.
"Kita harus saling mengingatkan dalam kondisi seperti ini, karena perlu keteladanan, kita harus memberi contoh, ini harus kita hindari kegiatan seperti ini, ya baik itu di pejabat pusat dan daerah, sampai situasi kita ini terkendali yaitu test positivity rate kita di bawah 5 persen dan tetap menjaga jarak tersebut, ini masih lama," ujar Dicky.
Dicky mengingatkan, dengan situasi pandemi belum terkendali NTT bisa menjadi potensi penyebaran virus Corona.
"Di tengah situasi yang tidak terkendali itu, NTT ini bisa jadi potensi berikutnya, Indonesia ini kan kepulauan, pola pandeminya berganti, itu bisa lama nanti pandeminya," kata dia.
Dia menilai, seharusnya tim kepresidenan bisa menyiapkan kunjungan Jokowi dengan mengantisipasi kedatangan masyarakat yang ingin menyambut Presiden.
"Kewajiban pemerintah pusat atau yang mengkoordinasi kunjungan itu atau pemerintah daerah untuk mengamankan prokes itulah yang suka diangkat pemerintah," kata Dicky.
Jokowi, ucap Dicky, juga bisa mengingatkan anak buahnya jika ingin memberikan bantuan bisa melalui jalur lain seperti dinsos atau pemberian melalui perwakilan.
Dia pun mengingatkan keselamatan Jokowi yang juga berada dalam kerumunan itu. Sebab, bukan berarti tidak ada risiko penularan Covid-19 walaupun telah divaksin.
"Jadi kegiatan seperti itu bukan hanya dalam konteks tidak memberi contoh tapi juga berbahaya untuk presiden. Kita harus lindungi presiden kita, walaupun sudah divaksin kan tetap bisa sakit," pungkas Dicky.
Advertisement